AFGHANISTAN (Arrahmah.com), 27 JULI 2009 - Imarah Islam Afghanistan telah menerbitkan sebuah buku yang menjelaskan peraturan untuk para pejuangnya. Al-Jazeera memberitakan bahwa mereka telah mendapatkan salinan buku tersebut dan menyebutkan bahwa Mullah Umar, Amir Imarah Islam Afghanistan ingin memusatkan operasinya.
Buku dengan 13 Bab dan 67 artikel, memaparkan rahasia Taliban, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Buku tersebut juga berbicara mengenai operasi syahid, menghindari kecelakaan di kubu sipil dan memenangkan pertempuran untuk hati dan pikiran penduduk lokal Afghan.
James Bays, salah satu koresponden Al-Jazeera di Afghanistan mengatakan setiap pejuang memiliki buku tersebut yang berjudul "Peraturan Imarah Islam Afghanistan untuk Mujahidin".
Secara gamblang dapat dilihat struktur, sistem organisasi dan tujuan dari kelompok yang merilis buku tersebut.
Mullah Umar di dalam buku ini melarang pembentukan kelompok mujahidin baru atau batalion baru. Ia menyatakan seharusnya mereka bergabung dengan struktur yang telah ada dan lebih kuat.
Sejauh ini, kepemimpinan Taliban telah sangat mengerti bagaimana mereka harus menjalankan operasi yang mereka susun juga mengatur kehidupan di wilayah yang berada dalam kontrol mereka.
Peraturan Operasi Syahid
Di dalam buku dikatakan bahwa Imarah Islam Afghanistan hanya menggunakan aksi syahid untuk target yang sangat penting.
"Seorang pemuda Islam yang sangat berani tidak digunakan untuk target biasa dan kecil. Usaha sepenuhnya dikerahkan untuk menghindari kecelakaan dikalangan sipil."
Di sana juga sangat jelas dijabarkan bagaimana Taliban menjamu tahanannya dengan sangat baik.
"Para pejabat, tentara, kontraktor atau pekerja yang menjadi budak pemerintah yang ditangkap Taliban, para tahanan ini tidak diserang atau dianiaya."
"Tujuan ditahannya mereka untuk ditukar dengan jaminan berharga yang diberikan oleh pemimpin provinsi."
"Menukar tahanan dengan uang sangat dilarang keras," lanjut buku tersebut.
Memenangkan Hati
Buku ini sangat jelas memerintahkan bahwa kewajiban setiap pejuang untuk mendapatkan hati penduduk lokal.
"Mujahidin harus bertindak sangat baik dan menunjukkan bahwa apa yang dilakukan semata-mata untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang menimpa Afghanistan dan membawa para Muslim sipil semakin dekat dengan mujahidin."
"Mujahidin harus menghindari diskriminasi, sukuisme, bahasa atau latar belakang geografis."
Subhanallah... ALLAHU AKBAR!!!
Tuesday, July 28, 2009
Wednesday, April 22, 2009
Israel Terpukul Seruan Boikot Produk Zionis
Alhamdulillah :-)
(from here)
Koran ekonomi Marker mengakui bahwa boikot terhadap produk Israel telah menimbulkan krisis pada sektor ekspor Zionis
Hidayatullah.com--Koran Marker yang berafiliasi dengan Israel dalam edisi terbarunya menulis, pada beberapa bulan terakhir boikot produk Israel berdampak bagi 21 persen ekspor rezim ini.
Angka ini berdasarkan riset badan perdagangan Zionis bulan Februari lalu. Riset tersebut dilakukan terhadap 100 perusahaan Israel yang aktif di sektor ekspor produk teknologi tinggi, logam, produk kimia, bahan makanan dan bangunan.
Sementara itu, Koran Guardian Inggris dalam laporan terbarunya mengatakan, eksportir di Israel melaporkan penurunan permintaan semenjak serangan ke Jalur Gaza
Menurut Guardian, perusahaan Israel merasakan dampak boikot yang bergerak cepat di Eropa. Menurut survei, kekhawatiran Israel terhadap sektor usahanya terus tumbuh setelah serangan ke Gaza tersebut.
Pekan lalu, Perkumpulan Pengusaha Pabrik Israel (Israel Manufacturers Association) melaporkan, 21% dari 90 eksportir lokal yang ditanyai merasakan langsung dampak penurunan permintaan karena isu boikot, terutama dari Inggris dan negara-negara Skandinavia. Bulan lalu, sebuah laporan dari Institut Ekspor Israel menyebutkan, 10% dari 400 eksportir yang ditanyai menerima pemberitahuan pembatalan pesanan tahun ini, karena serangan terhadap Israel dari Gaza.
"Tidak ada keraguan bahwa lampu merah telah diaktifkan," ujar Dan Katrivas, Kepala Departemen Perdagangan Asing di Israel Manufacturers Association, kepada koran Maariv minggu ini.
"Kami sangat berat dengan apa yang terjadi atas kegiatan eksportir yang sedang menemui masalah. " Dia menambahkan, di Inggris ada "masalah khusus mengenai ekspor produk pertanian dari Israel".
Masalah utama, kata Katrivas, terhadap barang-barang yang berasal dari permukiman Yahudi di Tepi Barat (yang mengusir pemukiman penduduk Palestina).
Minggu lalu, pejabat pemerintah bertemu dengan perwakilan industri makanan untuk membicarakan masalah ini.
Dalam beberapa bulan terakhir perusahaan-perusaha an di Israel telah melaporkan dampak pemboikotan barang dari negara Yahudi. Menulis di harian Marker, editor senior Nehemia Stressler begitu marah terhadap Menteri Perdagangan dan Industri Eli Yishai yang menyuruh tentara Israel "menghancurkan seratus rumah di Gaza” dengan setiap roket Israel.
Sang Menteri, tulis Stressler, tidak memahami seberapa banyak operasi di Gaza telah merugikan ekonomi.
Stressler menambahkan, "gambar yang mengerikan di TV dan pernyataan politisi di Eropa dan Turki akan mengubah perilaku konsumen, pengusaha, dan calon investor. Banyak konsumen Eropa memboikot produk Israel dalam prakteknya."
Sebagaimana diketahui, beberapa perusahaan Israel melaporkan, akibat boikot, produk-produk berteknologi canggih, makanan dan agribisnis telah menderita akibat serangan selama tiga minggu di Jalur Gaza. Akibatnya, beberapa perusahaan Israel meminta intervensi pemerintah untuk melindungi perusahaan-perusaha an dari boikot yang terus makin meningkat.
Let's continoue to Boicott Israel! Allahu Akbar!!!
(from here)
Koran ekonomi Marker mengakui bahwa boikot terhadap produk Israel telah menimbulkan krisis pada sektor ekspor Zionis
Hidayatullah.com--Koran Marker yang berafiliasi dengan Israel dalam edisi terbarunya menulis, pada beberapa bulan terakhir boikot produk Israel berdampak bagi 21 persen ekspor rezim ini.
Angka ini berdasarkan riset badan perdagangan Zionis bulan Februari lalu. Riset tersebut dilakukan terhadap 100 perusahaan Israel yang aktif di sektor ekspor produk teknologi tinggi, logam, produk kimia, bahan makanan dan bangunan.
Sementara itu, Koran Guardian Inggris dalam laporan terbarunya mengatakan, eksportir di Israel melaporkan penurunan permintaan semenjak serangan ke Jalur Gaza
Menurut Guardian, perusahaan Israel merasakan dampak boikot yang bergerak cepat di Eropa. Menurut survei, kekhawatiran Israel terhadap sektor usahanya terus tumbuh setelah serangan ke Gaza tersebut.
Pekan lalu, Perkumpulan Pengusaha Pabrik Israel (Israel Manufacturers Association) melaporkan, 21% dari 90 eksportir lokal yang ditanyai merasakan langsung dampak penurunan permintaan karena isu boikot, terutama dari Inggris dan negara-negara Skandinavia. Bulan lalu, sebuah laporan dari Institut Ekspor Israel menyebutkan, 10% dari 400 eksportir yang ditanyai menerima pemberitahuan pembatalan pesanan tahun ini, karena serangan terhadap Israel dari Gaza.
"Tidak ada keraguan bahwa lampu merah telah diaktifkan," ujar Dan Katrivas, Kepala Departemen Perdagangan Asing di Israel Manufacturers Association, kepada koran Maariv minggu ini.
"Kami sangat berat dengan apa yang terjadi atas kegiatan eksportir yang sedang menemui masalah. " Dia menambahkan, di Inggris ada "masalah khusus mengenai ekspor produk pertanian dari Israel".
Masalah utama, kata Katrivas, terhadap barang-barang yang berasal dari permukiman Yahudi di Tepi Barat (yang mengusir pemukiman penduduk Palestina).
Minggu lalu, pejabat pemerintah bertemu dengan perwakilan industri makanan untuk membicarakan masalah ini.
Dalam beberapa bulan terakhir perusahaan-perusaha an di Israel telah melaporkan dampak pemboikotan barang dari negara Yahudi. Menulis di harian Marker, editor senior Nehemia Stressler begitu marah terhadap Menteri Perdagangan dan Industri Eli Yishai yang menyuruh tentara Israel "menghancurkan seratus rumah di Gaza” dengan setiap roket Israel.
Sang Menteri, tulis Stressler, tidak memahami seberapa banyak operasi di Gaza telah merugikan ekonomi.
Stressler menambahkan, "gambar yang mengerikan di TV dan pernyataan politisi di Eropa dan Turki akan mengubah perilaku konsumen, pengusaha, dan calon investor. Banyak konsumen Eropa memboikot produk Israel dalam prakteknya."
Sebagaimana diketahui, beberapa perusahaan Israel melaporkan, akibat boikot, produk-produk berteknologi canggih, makanan dan agribisnis telah menderita akibat serangan selama tiga minggu di Jalur Gaza. Akibatnya, beberapa perusahaan Israel meminta intervensi pemerintah untuk melindungi perusahaan-perusaha an dari boikot yang terus makin meningkat.
Let's continoue to Boicott Israel! Allahu Akbar!!!
Saturday, April 04, 2009
Do'a
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Selain usaha dan tawakal, doa satu-satunya cara untuk mencapai sesuatu hajat. Ada waktu-waktu tertentu paling mustajab untuk berdoa kepada ALLAH s.w.t. Di antaranya ialah:
1. Malam Lailatul-Qadar.
2. Ketika hujan turun.
3. Ketika akan dan setelah selesai solat.
4. Ketika menghadapi barisan musuh di medan peperangan.
5. Sepanjangbulan ramadhan.
6. Di antara azan dan iqamah.
7. Ketika sujud dalam solat.
8. Ketika iktidal akhir dalam solat.
9. Ketika khatam (tamat) membaca 30 Juz al-Quran.
10. Sepanjang malam, paling utama sepertiga awal dan sepertiga akhir (waktu sahur/sholat malam).
11. Malam Jumaat dan sepanjang hari Jumaat karena mengharapkan bersua dengan saat ijabah (diperkenankan doa) yang terletak di antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jum'at.
12. Di antara waktu zuhur dan asar.
di antara do'a yang sering terlupa...
Doa Mohon Terhindar dari Syirik
Maksudnya: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan sesuatu terhadap-Mu yang aku mengetahuinya, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku tidak mengetahuinya. "
Doa Memohon Perlindungan dari Kesulitan
"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau Ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (lihat Surah Al-Anbiyâ':Ayat 87).
Penjelasan:
Doa diatas hendaknya diamalkan selalu agar terlepas dari kesulitan.
Nabi Yunus ketika beliau pergi dalam keadaan marah disebabkan umatnya yang tidak mendengar dakwahnya. Nabi Yunus dipertemukan Allah dengan kesengsaraan di laut dan ditelan ikan besar. Dalam perut ikan tersebutlah Nabi Yunus menyesal dan berdoa kepada Allah.Doanya dimakbulkan Allah dan dia diselamatkan Allah, ikan besar itu terdampar di pantai.
Doa Memohon Keampunan
"Ya Tuhanku,! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui . Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, nescaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi". (Lihat QS. 11:47)
Doa Selamat dari Fitnah
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Dajjal yang pembohong. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Aku berlindung kepadaMu dari banyaknya dosa dan hutang. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan fitnah kaya dan kejelekan fitnah fakir. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan dan hatiku. Aku berlindung kepadaMu dari dikembalikan kepada umur yang terlalu tua. Dan aku berlindung kepadaMu dari mati dalam keadaan ingkar kepada agamaMu."
Doa Memohon Pertolongan
Maksudnya:
"Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau menghukum jika kami lupa atau tersalah. Wahai Tuhan kami! Jangan bebankan kami dengan bebanan yang berat sebagaimana Engkau telah bebankan orang-orang terdahulu dari kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak berdaya kami memikulnya.Dan maafkan kesalahan kami serta ampunkan dosa kami dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami,tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yg kafir.
(Lihat Qur'an Surah Al-Baqarah, ayat 286)
Penjelasan:
Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Mas'ûd, bahawa Nabi Saw. telah bersabda: "Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah (ayat 285-286) setiap malam, maka dia akan mendapat keselamatan dari segala bencana dan dijauhi dari gangguan syaitan.
semoga tiap detik kita tidak lupa berzikir dan berdo'a... amiiin...
Selain usaha dan tawakal, doa satu-satunya cara untuk mencapai sesuatu hajat. Ada waktu-waktu tertentu paling mustajab untuk berdoa kepada ALLAH s.w.t. Di antaranya ialah:
1. Malam Lailatul-Qadar.
2. Ketika hujan turun.
3. Ketika akan dan setelah selesai solat.
4. Ketika menghadapi barisan musuh di medan peperangan.
5. Sepanjangbulan ramadhan.
6. Di antara azan dan iqamah.
7. Ketika sujud dalam solat.
8. Ketika iktidal akhir dalam solat.
9. Ketika khatam (tamat) membaca 30 Juz al-Quran.
10. Sepanjang malam, paling utama sepertiga awal dan sepertiga akhir (waktu sahur/sholat malam).
11. Malam Jumaat dan sepanjang hari Jumaat karena mengharapkan bersua dengan saat ijabah (diperkenankan doa) yang terletak di antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jum'at.
12. Di antara waktu zuhur dan asar.
di antara do'a yang sering terlupa...
Doa Mohon Terhindar dari Syirik
Maksudnya: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan sesuatu terhadap-Mu yang aku mengetahuinya, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku tidak mengetahuinya. "
Doa Memohon Perlindungan dari Kesulitan
"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau Ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (lihat Surah Al-Anbiyâ':Ayat 87).
Penjelasan:
Doa diatas hendaknya diamalkan selalu agar terlepas dari kesulitan.
Nabi Yunus ketika beliau pergi dalam keadaan marah disebabkan umatnya yang tidak mendengar dakwahnya. Nabi Yunus dipertemukan Allah dengan kesengsaraan di laut dan ditelan ikan besar. Dalam perut ikan tersebutlah Nabi Yunus menyesal dan berdoa kepada Allah.Doanya dimakbulkan Allah dan dia diselamatkan Allah, ikan besar itu terdampar di pantai.
Doa Memohon Keampunan
"Ya Tuhanku,! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui . Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, nescaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi". (Lihat QS. 11:47)
Doa Selamat dari Fitnah
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Dajjal yang pembohong. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Aku berlindung kepadaMu dari banyaknya dosa dan hutang. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan fitnah kaya dan kejelekan fitnah fakir. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan dan hatiku. Aku berlindung kepadaMu dari dikembalikan kepada umur yang terlalu tua. Dan aku berlindung kepadaMu dari mati dalam keadaan ingkar kepada agamaMu."
Doa Memohon Pertolongan
Maksudnya:
"Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau menghukum jika kami lupa atau tersalah. Wahai Tuhan kami! Jangan bebankan kami dengan bebanan yang berat sebagaimana Engkau telah bebankan orang-orang terdahulu dari kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak berdaya kami memikulnya.Dan maafkan kesalahan kami serta ampunkan dosa kami dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami,tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yg kafir.
(Lihat Qur'an Surah Al-Baqarah, ayat 286)
Penjelasan:
Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Mas'ûd, bahawa Nabi Saw. telah bersabda: "Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah (ayat 285-286) setiap malam, maka dia akan mendapat keselamatan dari segala bencana dan dijauhi dari gangguan syaitan.
semoga tiap detik kita tidak lupa berzikir dan berdo'a... amiiin...
Wednesday, March 25, 2009
MUXLIM: Jejaring Pertemanan Genre Muslim
SYDNEY (Arrahmah.com), 24 maret 2009 - Sejak muncul Friendster hingga demam Facebook, situs jejaring sosial makin menjamur. Kini muncul sebuah situs genre ini yang khusus ditujukan untuk Muslim, yakni Muxlim.
Muxlim pertama kali dikembangkan oleh Mohammad El Fatrary dari Uni Emirat Arab pada 2006 silam. Situs itu menyediakan berbagai sarana komunikasi dan mengekspresikan diri seperti yang disediakan oleh situs pertemanan umum yang lebih populer.
Mulai dari chatting, content sharing, jajak pendapat, berita-berita dari negara Islam, serta menampilkan profil lengkap dengan avatar. El Fatatry yang sempat bersekolah di Finlandia pada 2004, tertarik membuat situs itu karena ia tidak puas dengan situs-situs semacam itu yang ada saat ini.
“Meski berisi muatan religius atau politik, tidak satu pun yang sesuai dengan selera saya untuk berbagi banyak hal soal mode, musik, atau film dengan pengguna lainnya,” ujarnya kepada International Herald Tribune, Senin (23/3).
Situs itu memang tidak menerapkan kebijakan muatan. Namun pengawasnya memantau penggunaan bahasa atau pemuatan gambar yang tidak pantas. Beberapa pengguna mengaku situs itu lebih mudah digunakan.
Ahmadzai, seorang remaja Afghanistan yang tinggal di Finlandia mengatakan pengguna situs itu bisa mendapat manfaat ganda selain mendapat teman. Ia bisa mempelajari atau mendapat informasi mengenai Islam dan pemeluknya. Non-Muslim juga bisa bergabung dengan situs tersebut.
El-Fatatry mengatakan potensi pasar yang disasarnya cukup besar. “Dimana lagi anda bisa menemukan potensi pasar khusus (niche market) sebesar seperlima populasi dunia?” tandasnya. (arrahmah/inilah)
Muxlim pertama kali dikembangkan oleh Mohammad El Fatrary dari Uni Emirat Arab pada 2006 silam. Situs itu menyediakan berbagai sarana komunikasi dan mengekspresikan diri seperti yang disediakan oleh situs pertemanan umum yang lebih populer.
Mulai dari chatting, content sharing, jajak pendapat, berita-berita dari negara Islam, serta menampilkan profil lengkap dengan avatar. El Fatatry yang sempat bersekolah di Finlandia pada 2004, tertarik membuat situs itu karena ia tidak puas dengan situs-situs semacam itu yang ada saat ini.
“Meski berisi muatan religius atau politik, tidak satu pun yang sesuai dengan selera saya untuk berbagi banyak hal soal mode, musik, atau film dengan pengguna lainnya,” ujarnya kepada International Herald Tribune, Senin (23/3).
Situs itu memang tidak menerapkan kebijakan muatan. Namun pengawasnya memantau penggunaan bahasa atau pemuatan gambar yang tidak pantas. Beberapa pengguna mengaku situs itu lebih mudah digunakan.
Ahmadzai, seorang remaja Afghanistan yang tinggal di Finlandia mengatakan pengguna situs itu bisa mendapat manfaat ganda selain mendapat teman. Ia bisa mempelajari atau mendapat informasi mengenai Islam dan pemeluknya. Non-Muslim juga bisa bergabung dengan situs tersebut.
El-Fatatry mengatakan potensi pasar yang disasarnya cukup besar. “Dimana lagi anda bisa menemukan potensi pasar khusus (niche market) sebesar seperlima populasi dunia?” tandasnya. (arrahmah/inilah)
Friday, March 06, 2009
Pelajaran dari Gaza untuk kaum wanita
sumber : dari sini,
Inilah kisah sebuah bangsa di atas sepenggal Tanah Suci. Banyak yang pernah terjadi di sana, akan banyak lagi yang kelak terjadi di sana di akhir zaman ini. Semua harus belajar dari panggung ini, terutama ummat Islam. Semua sisi harus menjadi pelajaran, termasuk sisi kemanusiaan sebagai wanita.
Tahun baru 2009 dibuka dengan duka bagi ummat Islam. Perang di Gaza. Pemandangan yang sangat memilukan. Namun Allah Swt menggelar panggung Gaza bukan sekedar untuk menjadi tontonan televisi dan obrolan jurnalistik bulan ini. Inilah kisah sebuah bangsa di atas sepenggal tanah suci. Penduduk Syam (Palestina, Lebanon, Syria, dan Yordania) memang penduduk yang tangguh. Banyak yang pernah terjadi di sana, akan banyak lagi yang kelak terjadi di sana di akhir zaman ini. Semua harus belajar dari panggung ini, terutama ummat Islam. Semua sisi harus menjadi pelajaran, termasuk sisi kemanusiaan sebagai wanita. Subhanallah...
Dari berita yg kita baca :
- Seorang ibu dari keluarga Samouni di Gaza melahirkan di tengah bom.
- Seorang wanita mengatakan: Tidak, tanah ini milik kami, apapun yang mereka lakukan tanah ini milik kami, kami akan tetap melawan mereka (Yahudi).
- Seorang wanita muda pergi ke toko roti untuk antri roti berjam-jam di tengah hujan bom di Gaza. Ketika ditanya oleh wartawan mengapa ia tetap pergi ke toko roti padahal tidak aman, ia menjawab: Tinggal di rumah
pun kami di bom sedangkan saya harus membeli roti untuk keluarga di rumah, jadi, yah, jalani saja, kita hanya mati sekali.
- Seluruh dunia tahu bahwa di tengah perang kali ini ada beberapa blog dioperasikan dari dalam Gaza, meskipun mereka kesulitan listrik.
- Setiap hari pasar tetap buka, meskipun hanya dua jam sehari, dan meskipun pasar tersebut pernah di bom Israel saat jam sibuk dengan korban yang tidak sedikit.
- Selama 22 hari perang, Israel berhasil membunuh 600 orang anak Gaza dari 1300an korban meninggal, tapi selama masa itu lahir 3500 bayi, banyak wanita Gaza melahirkan kembar, antara kembar dua dan kembar tiga.
Luar biasa!!! hanya sehari sesudah kedua pihak menyatakan gencatan senjatanya masing-masing, polisi lalu lintas sudah bertugas di jalan-jalan Gaza, bahkan sekolah dibuka kembali kurang dari sepekan sesudah itu. Para murid saling menyapa ketika pertama kali berjumpa: "Hei kamu, masih hidup ya?"
Wilayah ini sudah tidak punya gedung parlemen, tidak punya kantor polisi (meskipun polisinya bertugas) dan seluruh gedung pemerintahan sudah pernah dibom, bahkan masjid-masjid dan rumah sakit serta sekolah tak luput dari pemboman. Infrastruktur boleh dikatakan sudah hancur tetapi ternyata struktur masyarakatnya tidak hancur, sistem sosialnya tidak kolaps bersama gedung-gedungnya. Shalat berjamaah tetap dilaksanakan di tengah hujan bom di antara reruntuhan bangunan masjid. Bahkan masjid mengumpulkan dana dari sebagian jama'ah yang masih punya sesuatu untuk disumbangkan kepada tetangganya yang lebih membutuhkan. Ini sebuah bangsa dengan daya tahan amat tinggi... Subhanallah!
Jangan lupa, sebelum perang digelar Israel sudah mencekik Gaza dengan blokade selama hampir 2 tahun dan itu menyebabkan semua penduduk Gaza harus mengurangi jatah makan mereka karena sulitnya bahan makanan.
Dengan berita-berita di atas kita mendapatkan gambaran betapa anak-anak Palestina dari generasi ke generasi telah ditempa oleh ujian berat dengan pendamping yang tangguh, para orangtua mereka, para ibu mereka, para ibu yang tetap menjalankan prinsip kesabaran di tengah ujian yang amat berat.
Jika kita meninjau apa kriteria sabar (yg bisa diteladani dari mereka) yaitu:
1. Tidak lemah mental
2. Tidak lemah penampilan
3. Tidak lemah aktivitas, maka inilah yang kita lihat dari wanita Gaza:
Dari berita-berita yang ada, para ibu Gaza tidak lemah mental ingin mengalah pada penjajah Israel, kebanyakan berpendapat bahwa perjuangan melawan penjajahan tetap perlu. Tak ada yang gemetar ketakutan ketika mendengar deru pesawat pembom di atas kepala mereka. Jika di tanya, mereka berkata dengan (nada menantang) bahwa mereka tidak takut pada tentara Israel dan akan melawan dengan senjata alat dapur, jika berhadapan. Tanda tak ada kelemahan mental di sini.
Mereka tidak lemah penampilan, tampak bahwa mereka tetap tegak ketika diwawancarai para wartawan, bahkan mereka masih bisa menyuarakan kekecewaan mereka pada para pemimpin Arab yang tidak membantu mereka. Bahkan ada yang mengacungkan tangan ke arah kamera. Sikap tubuh mereka jelas menunjukkan mereka tidak lemah penampilan, bahkan bagi yang terluka dan sekarat.
Mereka juga tidak lemah aktivitas, sedikit ada kesempatan mereka langsung beraktivitas, ke pasar berjual beli, memakamkan kerabat, bahkan bersilaturahim di pasar. Di tengah bom mereka mengantri beli roti dengan taruhan nyawa. Bahkan ada seorang ibu yang melahirkan di tengah bom dengan hanya ditolong ibunya dengan penerangan lilin.
Kesimpulan:
1. Wanita Gaza adalah wanita sabar, ujian apapun yang menimpa tidak membuat mereka gentar ketakutan apalagi sampai harus dibawa ke rumah sakit karena stress sebagaimana wanita Yahudi di Israel selatan.
2. Ketabahan mereka ternyata didasari pada iman dan ketaqwaan pada Allah. Kita melihat mereka melarikan rasa frustrasi mereka dengan berdoa mengangkat tangan kepada Allah mengutuk Israel saat mereka menghadapi rumah mereka hancur atau keluarga mereka tewas.
3. Kerasnya keganasan dan permusuhan Yahudi justru membuat mereka tegak, menggeliat, dan melawan. Perlawanan wanita Gaza bukan dengan mengangkat senjata, tapi dengan menunjukkan keteladanan dalam sikap berani menghadapi kenyataan perang keras dan kejam ini di hadapan anak-anak mereka. Tampak dari raut wajah mereka yang meskipun berurai airmata tapi tetap berwajah tegar. Dan anak-anak menatap polos setiap lekuk ekspresi sang ibu. Pendidikan apa lagi yang terbaik dan paling efektif selain dari pendidikan keteladanan dalam kesabaran. Cobalah amati ekspresi mereka ketika diwawancarai para reporter, baik semasa masih perang maupun sesudah masa tenang ketika menceritakan pengalaman mereka.
Kaum ibu tak menyukai perang (kecuali mungkin Tzipi Livni dan Condoleeza Rice), namun jika perang merupakan takdir bagi bangsanya, kaum wanitalah yang memikul beban berat sebagai korban. Merekalah yang pertama merasakan sulitnya keseharian hidup di tengah perang, dari persoalan mencari kebutuhan sehari-hari hingga menenangkan anak yang ketakutan. Belum lagi jika mereka adalah korban utama, sebagaimana di Gaza ini. Karena mesin perang Israel mengejar wanita dan anak-anak bahkan di tempat pengungsian.
Bagi bangsa yang terjajah dan terzalimi seperti ini, masa depan bangsanya terletak di pundak mereka. Jika kaum ibu Gaza menunjukkan kelemahan mental, ketakutan yang membuat takluk pada musuh, kelemahan aktivitas yang menyebabkan mereka tak lagi dapat bergerak menggeliat menjalankan hidup. Jika itu yang dilihat oleh anak-anak mereka hari ini, maka dapat kita bayangkan bahwa dalam 10 tahun ke depan di wilayah yang sekarang bernama Gaza sudah akan berdiri kota wisata Israel dengan nama Yahudi sebagaimana nama Ashdod, Ashkelon, Sderot, KiryatSmona dll. Itu karena jika mereka (kaum ibu Gaza hari ini) lemah, maka anak-anak mereka akan tumbuh menjadi penakut dan pecundang. Tetapi Alhamdulillah sekarang mereka tegar, maka Insya Allah sampai hari Kiamat-pun bangsa Yahudi tak akan dapat merasa tenang dengan kezalimannya. Akan selalu ada yang melawan mereka, generasi ke generasi Palestina yang baru!
Kita harus belajar pada mereka. (San 27012009).
Catatan dari -Ummu Azzam-, seorang ibu yg mengamati Gaza dari jauh...
Subhanallah situasi Gaza,Palestina dari generasi ke generasi, thumb up! jadi bener2 gak abis pikir, koq ada lho komunitas muslim yg "menyerukan" menyerah saja, duhai palestina... (Lalu mengatakan, Israel dan Amerika itu pasti menang, karena udah pasti kuat secara teknology, ekonomi, etc... ), padahal mereka ini gak pernah hidup spt sikon di sana, jalani hari-hari diiringi bom namun tetap berani dan tegar...
Salut dgn Para Ummahat di gaza, palestina, Ibu-ibu muslimah yg benar2 Optimis dan selalu berkhusnuzon pada Allah SWT. Para Ibu yg menanamkan pendidikan yg kokoh pada anak2nya, "Israel dan Amerika serta sekutu2nya memang punya kecanggihan teknology, Dan KITA punya ALLAH SWT. Siapa yg menang? We have our faith becouse Allah SWT." Duuuh, sodara-sodara, renungkanlah. .... penanaman sikap Optimis dan ghirah tinggi karena Allah SWT itu adalah sangat sulit, beneran lho... Lihatlah keseharian kita, bnyk hal ibadah yg merosot dalam kehidupan sehari-hari "hanya karena" ada keperluan dunia, misalkan krna sosialisi, minta dimaklumi oleh komunitas tertentu, dsb, dsb.
Semoga segala perjuangan para mujahidin (fii kulli makaan) dapat menularkan ghirah di hati kita untuk tetap istiqomah dalam keimanan padaNya. amiin.
salam ukhuwah, Maaf lahir batin.
[hikmah hari ini : semua yg dimulai dari rasa marah, akhirnya adalah rasa malu. Setitik dengki bisa dilihat dari wajah, sebab mata hati berpendar cahaya]
"Anak-anakku... Pergilah berjuang karena Allah, istiqomah hanya padaNya, jadikan syahid sebagai cita tertinggi, Allahu Akbar!!!"
Inilah kisah sebuah bangsa di atas sepenggal Tanah Suci. Banyak yang pernah terjadi di sana, akan banyak lagi yang kelak terjadi di sana di akhir zaman ini. Semua harus belajar dari panggung ini, terutama ummat Islam. Semua sisi harus menjadi pelajaran, termasuk sisi kemanusiaan sebagai wanita.
Tahun baru 2009 dibuka dengan duka bagi ummat Islam. Perang di Gaza. Pemandangan yang sangat memilukan. Namun Allah Swt menggelar panggung Gaza bukan sekedar untuk menjadi tontonan televisi dan obrolan jurnalistik bulan ini. Inilah kisah sebuah bangsa di atas sepenggal tanah suci. Penduduk Syam (Palestina, Lebanon, Syria, dan Yordania) memang penduduk yang tangguh. Banyak yang pernah terjadi di sana, akan banyak lagi yang kelak terjadi di sana di akhir zaman ini. Semua harus belajar dari panggung ini, terutama ummat Islam. Semua sisi harus menjadi pelajaran, termasuk sisi kemanusiaan sebagai wanita. Subhanallah...
Dari berita yg kita baca :
- Seorang ibu dari keluarga Samouni di Gaza melahirkan di tengah bom.
- Seorang wanita mengatakan: Tidak, tanah ini milik kami, apapun yang mereka lakukan tanah ini milik kami, kami akan tetap melawan mereka (Yahudi).
- Seorang wanita muda pergi ke toko roti untuk antri roti berjam-jam di tengah hujan bom di Gaza. Ketika ditanya oleh wartawan mengapa ia tetap pergi ke toko roti padahal tidak aman, ia menjawab: Tinggal di rumah
pun kami di bom sedangkan saya harus membeli roti untuk keluarga di rumah, jadi, yah, jalani saja, kita hanya mati sekali.
- Seluruh dunia tahu bahwa di tengah perang kali ini ada beberapa blog dioperasikan dari dalam Gaza, meskipun mereka kesulitan listrik.
- Setiap hari pasar tetap buka, meskipun hanya dua jam sehari, dan meskipun pasar tersebut pernah di bom Israel saat jam sibuk dengan korban yang tidak sedikit.
- Selama 22 hari perang, Israel berhasil membunuh 600 orang anak Gaza dari 1300an korban meninggal, tapi selama masa itu lahir 3500 bayi, banyak wanita Gaza melahirkan kembar, antara kembar dua dan kembar tiga.
Luar biasa!!! hanya sehari sesudah kedua pihak menyatakan gencatan senjatanya masing-masing, polisi lalu lintas sudah bertugas di jalan-jalan Gaza, bahkan sekolah dibuka kembali kurang dari sepekan sesudah itu. Para murid saling menyapa ketika pertama kali berjumpa: "Hei kamu, masih hidup ya?"
Wilayah ini sudah tidak punya gedung parlemen, tidak punya kantor polisi (meskipun polisinya bertugas) dan seluruh gedung pemerintahan sudah pernah dibom, bahkan masjid-masjid dan rumah sakit serta sekolah tak luput dari pemboman. Infrastruktur boleh dikatakan sudah hancur tetapi ternyata struktur masyarakatnya tidak hancur, sistem sosialnya tidak kolaps bersama gedung-gedungnya. Shalat berjamaah tetap dilaksanakan di tengah hujan bom di antara reruntuhan bangunan masjid. Bahkan masjid mengumpulkan dana dari sebagian jama'ah yang masih punya sesuatu untuk disumbangkan kepada tetangganya yang lebih membutuhkan. Ini sebuah bangsa dengan daya tahan amat tinggi... Subhanallah!
Jangan lupa, sebelum perang digelar Israel sudah mencekik Gaza dengan blokade selama hampir 2 tahun dan itu menyebabkan semua penduduk Gaza harus mengurangi jatah makan mereka karena sulitnya bahan makanan.
Dengan berita-berita di atas kita mendapatkan gambaran betapa anak-anak Palestina dari generasi ke generasi telah ditempa oleh ujian berat dengan pendamping yang tangguh, para orangtua mereka, para ibu mereka, para ibu yang tetap menjalankan prinsip kesabaran di tengah ujian yang amat berat.
Jika kita meninjau apa kriteria sabar (yg bisa diteladani dari mereka) yaitu:
1. Tidak lemah mental
2. Tidak lemah penampilan
3. Tidak lemah aktivitas, maka inilah yang kita lihat dari wanita Gaza:
Dari berita-berita yang ada, para ibu Gaza tidak lemah mental ingin mengalah pada penjajah Israel, kebanyakan berpendapat bahwa perjuangan melawan penjajahan tetap perlu. Tak ada yang gemetar ketakutan ketika mendengar deru pesawat pembom di atas kepala mereka. Jika di tanya, mereka berkata dengan (nada menantang) bahwa mereka tidak takut pada tentara Israel dan akan melawan dengan senjata alat dapur, jika berhadapan. Tanda tak ada kelemahan mental di sini.
Mereka tidak lemah penampilan, tampak bahwa mereka tetap tegak ketika diwawancarai para wartawan, bahkan mereka masih bisa menyuarakan kekecewaan mereka pada para pemimpin Arab yang tidak membantu mereka. Bahkan ada yang mengacungkan tangan ke arah kamera. Sikap tubuh mereka jelas menunjukkan mereka tidak lemah penampilan, bahkan bagi yang terluka dan sekarat.
Mereka juga tidak lemah aktivitas, sedikit ada kesempatan mereka langsung beraktivitas, ke pasar berjual beli, memakamkan kerabat, bahkan bersilaturahim di pasar. Di tengah bom mereka mengantri beli roti dengan taruhan nyawa. Bahkan ada seorang ibu yang melahirkan di tengah bom dengan hanya ditolong ibunya dengan penerangan lilin.
Kesimpulan:
1. Wanita Gaza adalah wanita sabar, ujian apapun yang menimpa tidak membuat mereka gentar ketakutan apalagi sampai harus dibawa ke rumah sakit karena stress sebagaimana wanita Yahudi di Israel selatan.
2. Ketabahan mereka ternyata didasari pada iman dan ketaqwaan pada Allah. Kita melihat mereka melarikan rasa frustrasi mereka dengan berdoa mengangkat tangan kepada Allah mengutuk Israel saat mereka menghadapi rumah mereka hancur atau keluarga mereka tewas.
3. Kerasnya keganasan dan permusuhan Yahudi justru membuat mereka tegak, menggeliat, dan melawan. Perlawanan wanita Gaza bukan dengan mengangkat senjata, tapi dengan menunjukkan keteladanan dalam sikap berani menghadapi kenyataan perang keras dan kejam ini di hadapan anak-anak mereka. Tampak dari raut wajah mereka yang meskipun berurai airmata tapi tetap berwajah tegar. Dan anak-anak menatap polos setiap lekuk ekspresi sang ibu. Pendidikan apa lagi yang terbaik dan paling efektif selain dari pendidikan keteladanan dalam kesabaran. Cobalah amati ekspresi mereka ketika diwawancarai para reporter, baik semasa masih perang maupun sesudah masa tenang ketika menceritakan pengalaman mereka.
Kaum ibu tak menyukai perang (kecuali mungkin Tzipi Livni dan Condoleeza Rice), namun jika perang merupakan takdir bagi bangsanya, kaum wanitalah yang memikul beban berat sebagai korban. Merekalah yang pertama merasakan sulitnya keseharian hidup di tengah perang, dari persoalan mencari kebutuhan sehari-hari hingga menenangkan anak yang ketakutan. Belum lagi jika mereka adalah korban utama, sebagaimana di Gaza ini. Karena mesin perang Israel mengejar wanita dan anak-anak bahkan di tempat pengungsian.
Bagi bangsa yang terjajah dan terzalimi seperti ini, masa depan bangsanya terletak di pundak mereka. Jika kaum ibu Gaza menunjukkan kelemahan mental, ketakutan yang membuat takluk pada musuh, kelemahan aktivitas yang menyebabkan mereka tak lagi dapat bergerak menggeliat menjalankan hidup. Jika itu yang dilihat oleh anak-anak mereka hari ini, maka dapat kita bayangkan bahwa dalam 10 tahun ke depan di wilayah yang sekarang bernama Gaza sudah akan berdiri kota wisata Israel dengan nama Yahudi sebagaimana nama Ashdod, Ashkelon, Sderot, KiryatSmona dll. Itu karena jika mereka (kaum ibu Gaza hari ini) lemah, maka anak-anak mereka akan tumbuh menjadi penakut dan pecundang. Tetapi Alhamdulillah sekarang mereka tegar, maka Insya Allah sampai hari Kiamat-pun bangsa Yahudi tak akan dapat merasa tenang dengan kezalimannya. Akan selalu ada yang melawan mereka, generasi ke generasi Palestina yang baru!
Kita harus belajar pada mereka. (San 27012009).
Catatan dari -Ummu Azzam-, seorang ibu yg mengamati Gaza dari jauh...
Subhanallah situasi Gaza,Palestina dari generasi ke generasi, thumb up! jadi bener2 gak abis pikir, koq ada lho komunitas muslim yg "menyerukan" menyerah saja, duhai palestina... (Lalu mengatakan, Israel dan Amerika itu pasti menang, karena udah pasti kuat secara teknology, ekonomi, etc... ), padahal mereka ini gak pernah hidup spt sikon di sana, jalani hari-hari diiringi bom namun tetap berani dan tegar...
Salut dgn Para Ummahat di gaza, palestina, Ibu-ibu muslimah yg benar2 Optimis dan selalu berkhusnuzon pada Allah SWT. Para Ibu yg menanamkan pendidikan yg kokoh pada anak2nya, "Israel dan Amerika serta sekutu2nya memang punya kecanggihan teknology, Dan KITA punya ALLAH SWT. Siapa yg menang? We have our faith becouse Allah SWT." Duuuh, sodara-sodara, renungkanlah. .... penanaman sikap Optimis dan ghirah tinggi karena Allah SWT itu adalah sangat sulit, beneran lho... Lihatlah keseharian kita, bnyk hal ibadah yg merosot dalam kehidupan sehari-hari "hanya karena" ada keperluan dunia, misalkan krna sosialisi, minta dimaklumi oleh komunitas tertentu, dsb, dsb.
Semoga segala perjuangan para mujahidin (fii kulli makaan) dapat menularkan ghirah di hati kita untuk tetap istiqomah dalam keimanan padaNya. amiin.
salam ukhuwah, Maaf lahir batin.
[hikmah hari ini : semua yg dimulai dari rasa marah, akhirnya adalah rasa malu. Setitik dengki bisa dilihat dari wajah, sebab mata hati berpendar cahaya]
"Anak-anakku... Pergilah berjuang karena Allah, istiqomah hanya padaNya, jadikan syahid sebagai cita tertinggi, Allahu Akbar!!!"
Link Al-Qur'an Online
Subhanallah... silakan buka Al-Qur'an, keren banget! Smoga ghirah kita makin berkobar mengkajinya, amiin... makin mesra dan cinta padaNya, amiin...
Barokallahu fiikum.
Barokallahu fiikum.
Thursday, January 22, 2009
Kabar Gaza...
Wina – Infopalestina: Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional atau Friends of Humanity International (HumanRights Organization) yang berkantor di Wina Austria, Selasa (20/01), mengeluarkan laporan tentang aksi-aksi pasukan Zionis Israel yang menghancurkan rumah-rumah ibadah selama agresi yang dilancarkan ke Jalur Gaza.
Organisasi HAM dunia ini dalam laporannya, sebagaimana diterima koresponen Infopalestina salinannya, mengatakan bahwa “selama serangan Israel yang mengenai banyak warga sipil Palestina dan lokasi-lokasi sipil Palestina lainnya, pasukan penjajah Israel secara sengaja, sebagaimana diakui para pejabat Israel, telah menggempur rumah-rumah ibadah di Jalur Gaza dengan rudal dan senjara beratnya, bersama orang-orang yang sedang beribadah di dalamnya di sebagian kejadian. Hal ini dilakukan Israel dalam perang menyeluruh terhadap Jalur Gaza.”
Organisasi ini memberikan data yang mendokumentasikan nama-nama dan lokasi 27 masjid yang dihancurkan oleh militer Israel sejak dimulai agresi ke Jalur Gaza pada 27 Desember 2008 lalu. Masjid-masjid tersebut disebutkan nama-namanya sebagaimana dikenal oleh orang-orang Palestina. Dijelaskan nama masjid, lokasi dan realita serangan yang terjadi di setiap masjid serta dampak yang ditimbulkan akibat aksi penghancuran Israel tersebut.
Organisasi HAM dunia ini juga menyebutkan puluhan masjid lain yang mengalami kerusakan lebih ringan akiabt serangan pasukan Israel ke rumah-rumah atau institusi-insititus i sipil yang bersebelahan dengan masjid-masjid di Jalur Gaza. Pasukan Israel juga menghancurkan banyak mushala (lebih kecil dari masjid) yang ada di gedung-gedung departemen, yayasan, gelanggang olah raga, kantor polisi dan di institusi-institusi sipil lainnya yang menjadi target gempuran dan bombardemen Israel.
Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional mengecam serangan Israel terhadap warga sipil dan rumah-rumah ibadah. Pihaknya menilai, “Serangan terhadap masjid-masjid dan institusi-institusi sipil painnya oleh pasukan penjajah Israel merupakan penistaan besar terhadap kehormatan masjid, rumah ibadah dan institusi-institusi sipil.” Organisasi HAM dunia ini mengatakan, “Hal itu tidak aneh pada pasukan penjajah Israel yang terus melakukan kejahatan perang setiap hari terhadap rakyat Palestina. Dengan senjata-senjata berat, mereka menyerang anak-anak, kaum wanita, orang tua dan rumah-rumah yang aman dalam perang mereka terhadap orang-orang Palestina.”
Apa yang dilakukan Israel saat ini, menurut organisasi HAM ini, selaras betul dengan apa yang dilakukan milisinya di tanah Palestina di wilayah green line pada tahun 1940-an yang lalu. Mereka menghancurkan ribuan rumah ibadah dan tempat-tempat sacral. Aksi-aksi semacam ini persis dengan aksi-aksi milisi Serbia yang melakukan pembantaian dalam perangnya terhadap rakyat Bosnia dan Herzigoslava pada tahun 1990-an lalu serta penghancuran yang mereka lakukan terhadap rumah-rumah ibadah di sana.”
Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional mengatakan, “Klaim-klaim penjajah tentang adanya orang-orang bersenjata Palestina di dalam masjid adalah kebohongan.” Buktinya adalah “mereka yang berlindung di masjid-masjid adalah mereka yang rumah-rumahnya dihancurkan penjajah Israel, kebanyakan adalah anak-anak, kaum wanita dan orang tua.” (seto)
info lain :
Ribuan warga gaza rayakan kemenangan perlawanan, Allahu Akbar!
Dan siapkah kita ?
Allahu Akbar!!!
Organisasi HAM dunia ini dalam laporannya, sebagaimana diterima koresponen Infopalestina salinannya, mengatakan bahwa “selama serangan Israel yang mengenai banyak warga sipil Palestina dan lokasi-lokasi sipil Palestina lainnya, pasukan penjajah Israel secara sengaja, sebagaimana diakui para pejabat Israel, telah menggempur rumah-rumah ibadah di Jalur Gaza dengan rudal dan senjara beratnya, bersama orang-orang yang sedang beribadah di dalamnya di sebagian kejadian. Hal ini dilakukan Israel dalam perang menyeluruh terhadap Jalur Gaza.”
Organisasi ini memberikan data yang mendokumentasikan nama-nama dan lokasi 27 masjid yang dihancurkan oleh militer Israel sejak dimulai agresi ke Jalur Gaza pada 27 Desember 2008 lalu. Masjid-masjid tersebut disebutkan nama-namanya sebagaimana dikenal oleh orang-orang Palestina. Dijelaskan nama masjid, lokasi dan realita serangan yang terjadi di setiap masjid serta dampak yang ditimbulkan akibat aksi penghancuran Israel tersebut.
Organisasi HAM dunia ini juga menyebutkan puluhan masjid lain yang mengalami kerusakan lebih ringan akiabt serangan pasukan Israel ke rumah-rumah atau institusi-insititus i sipil yang bersebelahan dengan masjid-masjid di Jalur Gaza. Pasukan Israel juga menghancurkan banyak mushala (lebih kecil dari masjid) yang ada di gedung-gedung departemen, yayasan, gelanggang olah raga, kantor polisi dan di institusi-institusi sipil lainnya yang menjadi target gempuran dan bombardemen Israel.
Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional mengecam serangan Israel terhadap warga sipil dan rumah-rumah ibadah. Pihaknya menilai, “Serangan terhadap masjid-masjid dan institusi-institusi sipil painnya oleh pasukan penjajah Israel merupakan penistaan besar terhadap kehormatan masjid, rumah ibadah dan institusi-institusi sipil.” Organisasi HAM dunia ini mengatakan, “Hal itu tidak aneh pada pasukan penjajah Israel yang terus melakukan kejahatan perang setiap hari terhadap rakyat Palestina. Dengan senjata-senjata berat, mereka menyerang anak-anak, kaum wanita, orang tua dan rumah-rumah yang aman dalam perang mereka terhadap orang-orang Palestina.”
Apa yang dilakukan Israel saat ini, menurut organisasi HAM ini, selaras betul dengan apa yang dilakukan milisinya di tanah Palestina di wilayah green line pada tahun 1940-an yang lalu. Mereka menghancurkan ribuan rumah ibadah dan tempat-tempat sacral. Aksi-aksi semacam ini persis dengan aksi-aksi milisi Serbia yang melakukan pembantaian dalam perangnya terhadap rakyat Bosnia dan Herzigoslava pada tahun 1990-an lalu serta penghancuran yang mereka lakukan terhadap rumah-rumah ibadah di sana.”
Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional mengatakan, “Klaim-klaim penjajah tentang adanya orang-orang bersenjata Palestina di dalam masjid adalah kebohongan.” Buktinya adalah “mereka yang berlindung di masjid-masjid adalah mereka yang rumah-rumahnya dihancurkan penjajah Israel, kebanyakan adalah anak-anak, kaum wanita dan orang tua.” (seto)
info lain :
Ribuan warga gaza rayakan kemenangan perlawanan, Allahu Akbar!
Dan siapkah kita ?
Allahu Akbar!!!
Thursday, January 08, 2009
Kenapa Indonesia WAJIB Mendukung Palestina ?


Ngapain sih mendukung Palestina?
Kalau ada ribut-ribut di negara- negara Arab, misalnya di Mesir, Palestina, atau Suriah, kita sering bertanya apa signifikansi dukungan terhadap Negara tersebut. Misalnya baru-baru ini ketika Palestina diserang. Ngapain sih mendukung Palestina?
Pertanyaan tersebut diatas sering kita dengar, terutama karena kita bukan orang Palestina, bukan bangsa Arab, rakyat sendiri sedang susah, dan juga karena entah mendukung atau enggak, sepertinya tidak berpengaruh pada kegiatan kita sehari-hari.
Padahal, untuk yang belum mengetahui.. kita sebagai orang Indonesia malah berhutang dukungan untuk Palestina.
Sukarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.
Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.
M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peranserta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.
Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:
".., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan 'ucapan selamat' mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian "Al-Ahram" yang terkenal telitinya juga menyiarkan." Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi "Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia" dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini.
Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI. Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia , Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia .."
Setelah seruan itu, maka negara daulat yang berani mengakui kedaulatan RI pertama kali oleh Negara Mesir 1949. Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Tim-Teng lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala macam perundingan & pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.
Dukungan Mengalir Setelah Itu
Setelah itu, sokongan dunia Arab terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi sangat kuat. Para pembesar Mesir, Arab dan Islam membentuk 'Panitia Pembela Indonesia '. Para pemimpin negara dan perwakilannya di lembaga internasional PBB dan Liga Arab sangat gigih mendorong diangkatnya isu Indonesia dalam pembahasan di dalam sidang lembaga tersebut.
Di jalan-jalan terjadi demonstrasi- demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 November 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya , demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya Mesir. Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk para syuhada yang gugur dlm pertempuran yang sangat dahsyat itu.
Yang mencolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal "Volendam" milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said.
Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir berkumpul di pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan bendera merah-putih –tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal "Volendam" milik Belanda yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan. Kemudian motor boat besar pengangkut logistik untuk "Volendam" bergerak dengan dijaga oleh 20 orang polisi bersenjata beserta Mr. Blackfield, Konsul Honorer Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal Belanda di pelabuhan. Namun hal itu tidak menyurutkan perlawanan para buruh Mesir.
Wartawan 'Al-Balagh' pada 10/8/47 melaporkan:
"Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu kejuruan lain."
Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada salib menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme- Islam di Asia dan Dunia Arab. "Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa."
Melihat peliknya usaha kita untuk merdeka, semoga bangsa Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya Palestina dalam membantu perdjoeangan kita..(Lihat foto bung Hatta, Hj Agus Salim, Mufti Palestina, dan pemimpin Mesir di attachement supaya kita kenal wajah wajah dari tokoh pembela Indonesia ini)
Statement Tokoh dalam buku ini:
Dr. Moh. Hatta
"Kemenangan diplomasi Indonesia yang dimulai dari Kairo. Karena dengan pengakuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya terhadap Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, segala jalan tertutup bagi Belanda untuk surut kembali atau memungkiri janji, sebagai selalu dilakukannya di masa-masa yang lampau."
A.H. Nasution
"Karena itu tertjatatlah, bahwa negara-2 Arab jang paling dahulu mengakui RI dan paling dahulu mengirim misi diplomatiknja ke Jogja dan jang paling dahulu memberi bantuan biaja bagi diplomat-2 Indonesia di luar negeri. Mesir, Siria, Irak, Saudi-Arabia, Jemen, memelopori pengakuan de jure RI bersama Afghanistan dan IranTurki mendukung RI. Fakta-2 ini merupakan hasil perdjuangan diplomat-2 revolusi kita. Dan simpati terhadap RI jang tetap luas di negara-2 Timur Tengah merupakan modal perdjuangan kita seterusnja, jang harus terus dibina untuk perdjuangan jang ditentukan oleh UUD '45 : "ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial".
Wahai Muslim Sedunia :
"Perumpamaan kaum muslimin yang saling kasih mengasihi dan cinta mencintai antara satu sama lain ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota berasa sakit maka seluruh tubuh akan turut berasa sakit dan tidak dapat tidur." (HR Bukhari)
Allahu Akbar!!!
Kapan yah kira-kira Indonesia resmi mengirimkan TNI dan para mujahidnya ke Palestina?! semoga hal ini segera terwujud, amiin...
Monday, January 05, 2009
Info Mujahid, 5 januari 2009
URUZGAN (Arrahmah.com) - Seorang tentara kafir Australia tewas akibat serangan roket mujahidin Taliban di sebuah pangkalan militer di Uruzgan, Afghanistan selatan.
"Para gerilyawan Taliban menyerang sebuah pangkalan militer Afghanistan dengan roket. Sebuah elemen Australia ditempatkan di pangkalan itu saat berlangsungnya serangan ini," kata Marsekal Udara Angus Houston dalam pernyataannya, sebagaimana dilaporkan AFP.
"Prajurit tersebut tewas seketika saat sebuah roket meledak di kompleks pangkalan."
Tentara itu merupakan serdadu Australia kedelapan yang tewas di Afghanistan, dimana Canberra memiliki sekitar 1.000 tentara, 300 di antara mereka adalah pasukan khusus yang ditempatkan di propinsi Afghanistan selatan itu. (Hanin Mazaya)
Gaza – Infopalestina : Sumber Batalion Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas menegaskan Ahad malam kemarin bahwa mereka berhasil membunuh 11 serdadu Israel dan melukai 48 lainnya dalam 24 jam sejak operasi darat Israel dimulai di Jalur Gaza.
Sumber-sumber di Al-Qassam menyebutkan, lima serdadu Israel tewas malam Sabtu malam lalu dan enam lainnya luka-luka. Di antara korban yang tewas itu ada seorang komandan dengan pangkat kolonel yang sudah pernah terluka di perang Libanon dan ikut kembali dalam perang baru di Jalur Gaza. Peristiwa itu terjadi ketika pertempuran sengit antara perlawanan Palestina dan serdadu Israel di sejumlah titik perlintasan.
Sementara itu, Muhammad Nazzal, anggota biro politik gerakan Hamas menegaskan bahwa 60 pasukan Israel antara tewas dan luka sejak operasi darat dilakukan dan terjadi pertempuran hebat antara serdadu Israel dan perlawanan Palestina, terutama Batalion Izzudin Al-Qassam.
Dalam live di TV Aljazeera, Nazzal menegaskan bahwa dalam data lapangan yang dihimpun, jumlah serdadu Israel yang tewas dan luka-luka adalah 60 pasukan dan ada 11 serdadu terbunuh dan sekitar 48 luka-luka. Ditambah satu wakil komandan satuan perang di regu 52 Ggolani. Ia berpangkat kolonel yang pernah itu dalam perang Libanon tahun 2006. ia terbunuh di perkampungan Zaitun.
Di sisi lain, Nazzal memberikan apresiasi terhadap pidato Amir Hamd bin Khalifah dan menyebutnya sebagai kemajian politik. Ia juga menilai bahwa pidato Amir Qatar itu mewujudkan bahwa menyampaikan kritik pedas dari pemimpin Arab terhadap reaksi pemerintah-pemerintah yang tidak berdaya. Nazzal berharap pidato itu akan menjadi langkah politik penting. Tidak adanya KTT dalam mereaksi peristiwa Gaza adalah titik hitam yang menegaskan bahwa Arab tidak memiliki tanggungjawab, imbuh Nazzal. Ia juga mengungkapkan bahwa kini sudah ada kontak dan reaksi dari Eropa dan lainnya yang meminta Hamas melakukan gencatan senjata. Namun Nazzal menegaskan bahwa gencatan senjata tidak ada terjadi jika permusuhan Israel tidak dihentikan dan perlintasan dibuka kembali. (bn-bsyr)

ALLAHU AKBAR!!!
"Para gerilyawan Taliban menyerang sebuah pangkalan militer Afghanistan dengan roket. Sebuah elemen Australia ditempatkan di pangkalan itu saat berlangsungnya serangan ini," kata Marsekal Udara Angus Houston dalam pernyataannya, sebagaimana dilaporkan AFP.
"Prajurit tersebut tewas seketika saat sebuah roket meledak di kompleks pangkalan."
Tentara itu merupakan serdadu Australia kedelapan yang tewas di Afghanistan, dimana Canberra memiliki sekitar 1.000 tentara, 300 di antara mereka adalah pasukan khusus yang ditempatkan di propinsi Afghanistan selatan itu. (Hanin Mazaya)
Gaza – Infopalestina : Sumber Batalion Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas menegaskan Ahad malam kemarin bahwa mereka berhasil membunuh 11 serdadu Israel dan melukai 48 lainnya dalam 24 jam sejak operasi darat Israel dimulai di Jalur Gaza.
Sumber-sumber di Al-Qassam menyebutkan, lima serdadu Israel tewas malam Sabtu malam lalu dan enam lainnya luka-luka. Di antara korban yang tewas itu ada seorang komandan dengan pangkat kolonel yang sudah pernah terluka di perang Libanon dan ikut kembali dalam perang baru di Jalur Gaza. Peristiwa itu terjadi ketika pertempuran sengit antara perlawanan Palestina dan serdadu Israel di sejumlah titik perlintasan.
Sementara itu, Muhammad Nazzal, anggota biro politik gerakan Hamas menegaskan bahwa 60 pasukan Israel antara tewas dan luka sejak operasi darat dilakukan dan terjadi pertempuran hebat antara serdadu Israel dan perlawanan Palestina, terutama Batalion Izzudin Al-Qassam.
Dalam live di TV Aljazeera, Nazzal menegaskan bahwa dalam data lapangan yang dihimpun, jumlah serdadu Israel yang tewas dan luka-luka adalah 60 pasukan dan ada 11 serdadu terbunuh dan sekitar 48 luka-luka. Ditambah satu wakil komandan satuan perang di regu 52 Ggolani. Ia berpangkat kolonel yang pernah itu dalam perang Libanon tahun 2006. ia terbunuh di perkampungan Zaitun.
Di sisi lain, Nazzal memberikan apresiasi terhadap pidato Amir Hamd bin Khalifah dan menyebutnya sebagai kemajian politik. Ia juga menilai bahwa pidato Amir Qatar itu mewujudkan bahwa menyampaikan kritik pedas dari pemimpin Arab terhadap reaksi pemerintah-pemerintah yang tidak berdaya. Nazzal berharap pidato itu akan menjadi langkah politik penting. Tidak adanya KTT dalam mereaksi peristiwa Gaza adalah titik hitam yang menegaskan bahwa Arab tidak memiliki tanggungjawab, imbuh Nazzal. Ia juga mengungkapkan bahwa kini sudah ada kontak dan reaksi dari Eropa dan lainnya yang meminta Hamas melakukan gencatan senjata. Namun Nazzal menegaskan bahwa gencatan senjata tidak ada terjadi jika permusuhan Israel tidak dihentikan dan perlintasan dibuka kembali. (bn-bsyr)

ALLAHU AKBAR!!!
Monday, December 29, 2008
Puluhan Korban Masih Tertimbun Puing-puing, 29 desember 2008

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun...
300 Lebih Syahid dan 1000 Terluka
Gaza – Infopalestina: Menteri Kesehatan Palestina, Basem Naeem menegaskan korban pembantaian terbuka yang dilakukan pasukan penjajah Zionis Israel di Jalur Gaza sejak Sabtu (27/12) telah mencapai lebih dari 300 syuhada dan lebih dari 1000 lainnya terluka, 180 dalam kondisi kritis. Sementara itu puluhan korban lain masih tertimbun di bawah puing rerutuhan.
Hal tersebut disampaikan Naeem dalam konferensi pers di Gaza, Ahad (28/12) malam. Dia mengatakan langit Gaza gelap oleh asap dan pesawat tempur penjajah Israel sementara buminya penuh dengan syuhada, potongan tubuh dan genangan darah di mana-mana.
Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya obat-obatan dan peralatan medis yang digunakan untuk menghadapi kondisi darurat. Dia mengatakan sebanyak 150 jenis obat utama stoknya nol, 225 kebutuhan medis stoknya juga nol dan 93 bahan khusus laboratoriu stoknya juga nol.
Sementara itu 50% mobil ambulan tidak bisa beroperasi karena tidak ada gas dan bahan bakar akibat blockade. Saat ini juga sangat dibutuhkan pembangkit listrik. Naeem menegaskan semua itu sudah terjadi sejak sebelum pembantaian yang dimulai Israel Sabtu lalu dan akibat blockade Israel. Dia mengatakan, “Agresi terjadi di tengah-tengah sikap diam Arab yang membunuh dan persekongkolan dunia.”
Dia menyatakan pasukan penjajah Zionis Israel tidak hanya menggempur institusi-institusi dan gedung-gedung namun mulai mengempur fasilitas-fasilits sipil dan rumah-rumah warga. Ada puluhan peringatan unutuk mengosongkan rumah dan ancaman kepada para penghuninya akan dihancurkan di atas kepala mereka. Dia meminta pengiriman tim medis Arab dan rumah sakit-rumah sakit lapangan utuk membantu pengobatan korban luka di saat-saat korban tiba. Dia mengimbau Negara-negara Arab untuk mengirim obat-obatan dan kebutuhan medis secepatnya dan mengganti kekurangan mobil ambulan dengan mengirim mobil ambulan yang siap beroperasi.
Mengenai pengiriman korban luka melalui gerbag Rafah, Naeem mengatakan, “Ada kesulitan membawa korban ke luar Jalur Gaza. Padahal ada banyak korban luka yang sangat serius. Apapun upaya membawa korban dengan tidak aman justru membuat hidup mereka terancam bahaya. Kami masih ingat meninggalnya 6 korban luka di Arisy terakhir.”
Dia mengatakan, “Kami siap membawa korban luka kapan kondisi mereka stabil.” Dia menegaskan bahwa pemerintah Haniyah sudah meminta mobil ambulan Mesir masuk ke Gaza untuk mengevakuasi korban namun mereka menolak dengan alasan politik. Naeem mengatakan, “Siapa yang ingin membantu rakyat Palestina dalam ujian ini maka harus memudahkan sampainya tim dokter dan rumah sakit lapangan masuk secepatnya pada saat-saat sulit di Jalur Gaza.”
Menurutnya, sudah ada ratusan dokter Arab yang menunjukan kesiapan mereka untuk masuk ke Jalur Gaza. Sebagian mereka sudah bermalam di sisi perbatasan Mesir dari gerbang Rafah berharap bisa masuk. Namun otoritas Mesir menahan mereka.
Dia menambahkan, bahkan tim medis dari departemen kesehatan Palestina sudah berada di sisi Jalur Gaza dari gerbang Rfah sejak pagi untuk menerima bantuan medis Arab, namun otoritas Mesir tidak mengizinkan mereka masuk hingga saat ini.
Naeen mengucapkan terima kasih kepada Negara-negara yang sudah membantu seperti Qatar, Arab Saudi dan Libia. Namun pihaknya kembali meminta Mesir mempermudah masuknya bantuan ini dan membuka gerbang untuk masuk tim tim medis ke Jalur Gaza.
>>> Tiada henti kegeraman kami terhadapmu para Kafir Laknatullah!!!
Tiada putus do'a dan keteguhan hati kami dalam iman pada Ilahi
Sebab kita semua tahu di suatu hari akan tiba
Masa kalian menjerit dan merintih dalam neraka azabNya <<<
Allahu Akbar!!!
Thursday, July 24, 2008
Duhai Masjid Al-Aqsha



Masjid Al-Aqsha
[ 27/05/2008 - 07:20 ]
Oleh : Mahir Abu Thair
Harian Dustur Yordania (18/5/08)
Kota Al-Quds telah hilang di tangan Arab sendiri sebelum yang lain melakukanya. Jika salah seorang diantara kita membawa gambar Masjid Qubbah Sakhra yang berwarna keemasan kemudian berkeliling kepada ribuan murid-murid sekolah di Arab. Pasti sebagian besar dari mereka tidak tahu nama gambar tersebut. Ditakdirkan ada yang tahu mereka pasti mengatakan bahwa gambar tersebut adalah masjid Al-Aqsha.
Di sejumlah surat kabar, koran, mata uang kertas ataupun logam juga di beberapa bingkisan hadiah dan majalah ataupun buku-buku yang berkaitan dengan al-Quds selalu terpampang gambar Masjid Qubbah Sakhra. Masjid Al-Aqsha telah hilang ditelan bumi bersama qubbahnya.
Jika bangsa Yahudi ingin menghancurkan kedua masjid tersebut secara bersamaan, mereka hanya akan berbicara tentang penghancuran Masjid Al-Aqsha saja dan membiarkan masjid Qubbah Sakhra bagi bangsa Arab dan kaum muslimin. Sementara lorong-lorong di bawah al-Aqsha siap meruntuhkannya. Apalagi kalau Israel membuat guncangan atau gempa bumi buatan sebagai bagian dari rencana Israel menghancurkan Al-Aqsha.
Dan ketika tidak tersisa lagi bagi kita kecuali Qubbah Sakhra yang berwarna keemasan, maka dengan sendirinya kita akan menerima penggantian dari Israel.
Al-Quds yang ada dalam ingatan kebanyakan orang disimbolisasikan dengan Qubbah Sakhra. Sementara Qubbah Sakhra masih ada, belum hencur. Yang hancur dan hilang adalah Masjid al-Aqsha. Sementara al-Aqsha tidak dikenal oleh kebanyakan generasi saat ini.
Hingga para syaikh kita, semoga Allah mensucikan mereka dan tentu dengan niat yang baik dari mereka berkata, semua areal al-Haram adalah al-Aqsha. Dengan perkataan itu para ulama itu ingin menegaskan bahwa semua tempat di sana adalah al-Haram. Namun mereka lupa perkataan tersebut juga menguntungkan Israel. Secara tidak langsung Israel juga suka dengan perkataan itu. Israel akan berkata baik !! kami akan hancurkan Masjid al-Aqsha bersama qubbahnya yang berwarna biru langit untuk kemudian kami bangun di atasnya haikal yahudi. Sementara bangsa Arab kami berikan setengah al-haram lainya di mana terdapat Qubbah Sakhra yang dianggap Al-Aqsha juga atau mewakili al-Aqsha oleh kaum muslimin. Inilah yang disebut tukar guling. Maka tercapailah solusi konflik antara kaum muslimin-yahudi dengan win-win solution.
Masjid al-Aqsha terancam hilang. Oleh karena itu seluruh aksi, partai politik, koran, majalah, media cetak, media elektronik, para pencetak gambar atau siapa saja hindarilah gambar al-Aqsha sebagai pengganti al-Quds. Semua pihak diharapkan berhenti menggunakan gambar Qubbah Sakhra sebagai lambang al-Quds. Kami berharap semua nya menggunakan gambar Masjid Al-Aqsha atau areal al-Haram al-Quds ketika berbicara tentang al-Quds. Penghilangan gambar al-Aqsha oleh bangsa Arab dan dunia sebagai bentuk prahara terhadap hak-hak legal Palestina. Terutama karena wilayah tersebut bukan hanya milik Palestina secara makna. Karena al-Quds merupakan kiblat pertama bagi ummat Islam dan al-Haram ketiga setelah Makkah dan Madinah. Al-Aqsha kedudukanya seperti Ka’bah al-Musyarafah dari sisi kesucianya.
Bagaimana mungkin ummat Islam dapat membebaskan kota al-Quds, sementara sebagian besar mereka tidak mengetahui letak-letaknya bahkan gambarnya tidak kenal ?. Bagaimana mungkin ummat Islam dapat membebaskan al-Aqsha sementara mereka tidak tahu bagaimana bentuknya ? Apalagi tidak mengetahui sejauh mana bahaya yang mengancamnya. Bagaimana mungkin ummat ini mau menyelamatkan al-Quds dari penjajahan, sementara tiap hari al-Quds dirampas Isral, tanahnya dibangun permukiman dan penduduknya diusir dari sana, dan kita hanya diam saja ?!!!
Sebagian kaum muslimin membawa paspor Israel secara terpaksa atau suka rela. Sebagian mereka tenggelam dalam utang-piutang karena tak dapat membayar pajak Israel. Atau sebagian mereka membangun rumahnya setelah mendapatkan persetujuan dari Israel. Mereka hanya boleh menempati tanpa memiliki.
Bagaimana bisa sebagian uang bangsa Arab justru dipakai Israel untuk membiayai perang al-Quds. Kita juga menemukan bangsa Arab membelanjakan milyaran dollar uangnya untuk urusan yang tidak ada gunanya, hanya untuk membiayai para pemain bola, teman dekat, anak-anak, pesawat terbang, kapal pesiar ? tetapi tidak sepeser pun digunakan untuk menyelamatkan kota Al-Haram Al-Quds terjajah, atau sekedar memperlama masa tinggal bangsa Arab di sana.
Jika dunia berkonspirasi terhadap kita, maka setengah konspirasi itu oleh sebab kita sendiri. Di antara kewajiban kita hari ini adalah mengingatkan siapa saja yang melupakan kota agama Al-Quds. sebagaimana Makkah dan Madinah di Saudi. Sebab meremehkan masalah al-Quds sama saja dengan melepaskan kerudung dari kepala ibu kita. Kita serahkan masalah al-Quds kepada bangsa asing untuk melakukan apa yang mereka mau. Kesucian dan kehormatan tidak bisa dibagi dengan yang lain. Kita suka melihat orang menangis di depan Ka’bah. Tapi diam seribu bahasa ketika melihat al-Quds. Air mata sudah kering. Tidak ada yang mengetahui kecuali Allah dan pemilik hati tersebut. siapa diantara mereka yang jujur dan siapa yang melakukanya dengan ria.
Masjid Al-Aqhs tidak perlu pada air mata, juga tidak pelu pada suara keras dalam setiap demo dan aksi. Kewajiban kita hanya mengingatkan generasi ini. Minimal mereka dapat membedakan dua masjid tersebut. Sebelum kami minta mereka untuk berjihad. Mereka belum tahu kisah perjuangan al-Quds dari A hingga Z. Aku punya mimbar di sana. Aku tentu berhak tinggal dan berdiri di sana. Sebagaiman kalian punya hak untuk shalat di dalam Masjid Al-Quds. (asy)
Friday, June 27, 2008
Hingga Hari ini Israel Masih Tutup Perlintasan
Al-Quds-Infopalestina (27 juni 2008) : Pemerintah Israel putuskan lanjutkan tutup pintu-pintu perlintasan untuk ketiga harinya paska persetujuan gencatan senjata. Sebelumnya sebagian pintu perlintasan sempat dibuka namun tidak berlangsung lama.
Sementara itu, sumber media Israel menyebutkan hari ini (27/6), pengelola keamanan pemerintah telah melakukan survey di lapangan Kamis (26/6) dan memutuskan akan tetap menutup pintu-pintu perbatasan dengan Gaza, setelah sepekan berlalunya gencatan senjata.
Pemerintah Israel beralasan, keputusannya ini terkait tembakan dua roket perlawanan ke sebelah utara Gaza. Sementara faksi-faksi Palestina menegaskan, pihaknya tetap komitmen dengan semua perjanjian gencatan senjata. Adapun penembakan terakhir kemarin dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang bukan anggota kesepakatan nasional Palestina.
Dalam kaitan ini, sumber Israel yang melansir ungkapan para politisi Israel menyebutkan, sepertinya masa gencatan senjata akan segera berakhir, hanya tinggal menunggu waktu saja, ungkapnya.
Seperti dinyatakan Wakil I Perdana Menteri Israel, Hayem Ramon, dirinya mengajak pemerintah Israel untuk meninjau kembali kesepakatan gencatan senjata. Dalam penjelasanya di depan menlu Norwegia tadi malam, Ramon merngatakan, jika Israel tidak segera menutup pintu-pintu perlintasan atau tidak menggelar operasi militer, maka kita akan saksikan roket-roket Qossam, kembali berterbangan di wilayah permukiman Israel, ungkapnya.
Sebelumnya, Menlu Israel, Tzipi Livni mengungkapkan, Israel harus segera menanggapi serangan roket-roket Palestina.(asy)
Sementara itu, sumber media Israel menyebutkan hari ini (27/6), pengelola keamanan pemerintah telah melakukan survey di lapangan Kamis (26/6) dan memutuskan akan tetap menutup pintu-pintu perbatasan dengan Gaza, setelah sepekan berlalunya gencatan senjata.
Pemerintah Israel beralasan, keputusannya ini terkait tembakan dua roket perlawanan ke sebelah utara Gaza. Sementara faksi-faksi Palestina menegaskan, pihaknya tetap komitmen dengan semua perjanjian gencatan senjata. Adapun penembakan terakhir kemarin dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang bukan anggota kesepakatan nasional Palestina.
Dalam kaitan ini, sumber Israel yang melansir ungkapan para politisi Israel menyebutkan, sepertinya masa gencatan senjata akan segera berakhir, hanya tinggal menunggu waktu saja, ungkapnya.
Seperti dinyatakan Wakil I Perdana Menteri Israel, Hayem Ramon, dirinya mengajak pemerintah Israel untuk meninjau kembali kesepakatan gencatan senjata. Dalam penjelasanya di depan menlu Norwegia tadi malam, Ramon merngatakan, jika Israel tidak segera menutup pintu-pintu perlintasan atau tidak menggelar operasi militer, maka kita akan saksikan roket-roket Qossam, kembali berterbangan di wilayah permukiman Israel, ungkapnya.
Sebelumnya, Menlu Israel, Tzipi Livni mengungkapkan, Israel harus segera menanggapi serangan roket-roket Palestina.(asy)
24 Gugur Syahid dalam 24 hari
Brussel/Gaza – Infopalestina (26 juni 2008): Blokade kejam terhadap Jalur Gaza hingga kini sudah menelan korban 190 orang. Sejak Mei lalu, jumlahnya disimpulkan bahwa setiap hari seorang meninggal karena blokade.
Data yang dihimpun oleh Aksi Eropa Anti Blokade Gaza yang bermarkas di Brussel mengisyaratkan bahwa 24 korban dari pasien Palestina sebagiannya anak-anak meninggal dunia dalam 24 hari di bulan Juni ini atau antara 1 hingga 24 Juni akibat tidak ada pasokan obat-obatan dan dilarang oleh Israel bepergian ke luar negeri untuk berobat.
Laporan menegaskan bahwa sejak awal blokade Juni 2007, korban gugur sudah mencapai 195 orang dari 1500 pasien yang sakit dengan kondisi kesehatan yang akut.
Aksi Eropa menegaskan bahwa dalam pendataan bulanan menegaskan bahwa 32 pasien Palestina, sepertiganya adalah anak-anak dan balita. Di bulan Mei terjadi peningkatan korban blokade, sama dengan di bulan April yang menelan 12 orang meninggal.
Aksi Eropa mengingatkan bahwa meningkatnya korban blokade akan mengancam korban yang lebih banyak. Disamping itu akan menyebabkan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.(bn-bsyr)
Data yang dihimpun oleh Aksi Eropa Anti Blokade Gaza yang bermarkas di Brussel mengisyaratkan bahwa 24 korban dari pasien Palestina sebagiannya anak-anak meninggal dunia dalam 24 hari di bulan Juni ini atau antara 1 hingga 24 Juni akibat tidak ada pasokan obat-obatan dan dilarang oleh Israel bepergian ke luar negeri untuk berobat.
Laporan menegaskan bahwa sejak awal blokade Juni 2007, korban gugur sudah mencapai 195 orang dari 1500 pasien yang sakit dengan kondisi kesehatan yang akut.
Aksi Eropa menegaskan bahwa dalam pendataan bulanan menegaskan bahwa 32 pasien Palestina, sepertiganya adalah anak-anak dan balita. Di bulan Mei terjadi peningkatan korban blokade, sama dengan di bulan April yang menelan 12 orang meninggal.
Aksi Eropa mengingatkan bahwa meningkatnya korban blokade akan mengancam korban yang lebih banyak. Disamping itu akan menyebabkan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.(bn-bsyr)
Saturday, June 21, 2008
Antara Qital Nikayah dan Qital Tamkin
Sudah ma’lum bahwa ulama membagi jihad menjadi dua macam, jihad daf’i (defensif) dan jihad thalab (ofensif), dan ini adalah bila ditinjau dari hakikatnya. Yang pertama sebagai pembelaan darul islam dan kehormatan kaum muslimin bila musuh memasuki mereka, sedangkan yang kedua adalah dengan cara menyantroni orang-orang kafir di negeri-negeri mereka atau memerangi mereka di mana saja mereka ada.
Adapun dari sisi buah-buah jihad dan efek-efeknya serta hasil-hasilnya, maka ia terbagi menjadi apa yang tergolong dari jenis qital nikayah (perang yang bersifat pemberian pukulan dan hantaman terhadap musuh), dan apa yang masuk dalam cakupan qital tamkin (penguasaan dan penyediaan tempat yang leluasa bagi kaum muslimin untuk tegakkan dien secara utuh).
Qital yang tujuan darinya pemberian pukulan terhadap musuh dan hasil-hasilnya tidak melebihi pemberian pelajaran pada musuh, menjadikan mereka geram, penimpaan bencana pada mereka dan penteroran atau menahan gangguan mereka dari kaum muslimin atau penyelamatan sebagian orang-orang yang tertindas atau pembebasan tawanan, maka ia walau tidak menghantarkan dalam waktu dekat kepada tahkim bagi kaum muslimin, akan tetapi ia adalah amal shalih yang disyari’atkan, dan para pelakunya insya Allah tergolong orang-orang yang berbuat baik, baik kaum muhazimun (orang-orang yang bertekuk lutut di hadapan musuh lagi cari ridla mereka) yang sudah kalah mental ridla maupun tidak. Karena Allah ta’la berfirman: “ Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana pada musuh, melainkan dituliskan bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shaleh, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,” (At Taubah: 120).
Dan firman-Nya swt: “ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya,” (Al Anfal: 60).
Dan firman-Nya ta’ala: “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak . (An-Nisa: 75).
Allah swt menyemangati untuk berperang di jalan-Nya secara umum dan dalam rangka membela kaum muslimin yang tertindas, maka itu adalah amal shalih yang disyari’atkan juga…
Dan adalah Nabi saw bila mengunjungi orang yang sakit, beliau mendo’akannya dengan ucapan “ Ya Allah sembuhkanlah hamba-Mu ini agar ia bisa berjalan untuk-Mu menuju shalat dan membinasakan musuh-Mu”. Beliau menjadikan pembinasaan pada musuh sebagai tugas dan tujuan hidup hamba yang muslim, dan menjadikannya dalam doa buat orang yang sakit untuk mengingatkan kaum muslimin selalu dengannya dan mengobarkan semangat mereka terhadapnya serta menyadarkan mereka agar memanfaatkan kodisi sehatnya untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang agung lagi mulia yang mana mereka diciptakan untuknya, dan bahwa diantara tujuan yang paling agung itu ada dua maksud ini: ibadah kepada Allah saja dan membela dien-Nya dengan pemberian pukulan pada musuh, maka untuk hal itu orang muslim hidup, dan ini adalah tugas dia terbesar yang andai sakit membuat dia absen darinya maka dia memohon kepada Allah ‘afiyah untuk kembali kepadanya. Dan qital macam ini adalah realita umum qital kaum muslimin pada zaman kita di belahan-belahan dunia hari ini, dan ia walaupun memang amal shaleh sebagaimana yang telah kami katakan dan ia memiliki buah-buahnya yang banyak yang bukan di sini tempat untuk menuturkannya….akan tetapi di sana ada macam lain dari macam-macam qital, yang wajib atas kaum muslimin untuk memfokuskan upaya-upaya mereka terhadapnya dan mengarahkan kemampuan-kemampuan mereka kepadanya, ia itu adalah qital tamkin atau tahrir (pembebasan) sebagaimana dalam istilah masa kini, qital macam ini amat dibutuhkan oleh kaum muslimin hari ini, dan di dalamnya terdapat nikayah (pukulan) terhadap musuh-musuh Allah yang dasyat, akan tetapi hasil-hasilnya tidak terbatas pada nikayah atau pembebasan sebagian orang-orang tertindas dan yang lainnya sebagaimana ia macam pertama, akan tetapi di antara buah-buah terpentingnya adalah tamkin bagi kaum muslimin di muka bumi, dan sudah ma’lum bahwa di antara bencana terbesar ahlul islam pada hari ini adalah keberadaan mereka tidak memiliki Daulah islamiyyah yang menegakkan dien mereka di muka bumi ini dan mereka berlindung di dalamnya.
Qital macam ini (yaitu) qital dalam rangka tamkin bagi kaum muslimin di muka bumi atau pembebasan sebagian negeri-negeri mereka dari tangan para thoghut yang berkuasa atau yang menjajah lagi merampas adalah butuh kepada kemampuan-kemampuan dan syarat-syarat yang berbeda dari qital nikayah, dan butuh pada program yang mencakup (berbagai bidang) dan luas yang ikut andil di dalamnya orang-orang yang memiliki pandangan ke depan dan memiliki kemampuan dan pengalaman dari kalangan ulama rabbaniy, para du’at yang giat dan mujahidin yang jujur yang tidak terpengaruh di jalan Allah ini oleh celaan orang yang suka mencela, di mana menangani urusan jihad ini dan memelihara tunas-tunasnya dengan sebenar-benarnya pemeliharaan dengan telapak tangan-telapak tangan mereka yang bercahaya dan pemahaman-pemahaman mereka yang suci serta niat-niat mereka yang tulus sampai buah-buahnya itu matang untuk supaya dipetik oleh tangan-tangan itu juga dan oleh niat-niat dan pemahaman-pemahaman itu sendiri tidak yang lainnya….
Maka tidak boleh secara syari’at maupun secara akal para mujahidin yang jujur berjihad dan mereka dengan jihadnya itu mampu menyelamatkan atau membebaskan sebagian negeri-negeri kaum muslimin; untuk kemudian naik setelah itu di atas kepala para pahlawan dan darah para syuhada orang yang memetik buah jihad mereka lewat cara perujukan kepada demokrasi dan pemilu atau cara-cara jahiliyyah lainnya yang berpatokan kepada mayoritas yang menyimpang dan yang menghantarkan ke atas kursi kekuasaan setiap orang bejat lagi rusak dan busuk, setelah jihad yang panjang dan mengorbankan mujahidin yang jujur.
Kenapa malu, mujahidin yang berperang lagi jujur yang telah menghancurkan Rusia atau Serbia atau yang lainnya di Afganistan atau Cechnya atau Bosnia dengan kekuatan dan jihad mereka; kenapa mereka malu atau sungkan atau enggan dari mengambil kendali pemerintahan dengan kekuatan itu sendiri yang dengannya mereka membebaskan negeri ? Bukankah mereka orang-orang yang lebih layak untuk memegang kendali pemerintahan …?
Alangkah menyedihkan dan menyakitkan saya apa yang saya baca suatu hari dari ucapan sebagian panglima militer mujahidin yang terkenal di sebagian negeri saat ditanya dalam jumpa pers, yaitu apakah ia dan panglima-panglima militer yang seperti dia akan memegang pemerintahan setelah berakhirnya pembebasan ? maka ia menjawab dengan “ tidak “ dan ia menjelaskan bahwa ia itu mujahid dan tujuannya adalah memerangi musuh-musuh Allah di mana saja (yaitu hanya jihad nikayah), adapun kekuasaan dan poloitik maka ia memiliki ahlinya sedang kami bukan ahlinya…!!
Ucapan yang rendah ini tidak patut muncul dari mujahid yang menghargai jihadnya dan menghormati darah para syuhada, umur para pemuda dan kemampuan umat yang dikerahkan pada peperangan itu, dan mengetahui musibah karena kehilangan daulah islam serta (mengetahui) kebutuhan umat yang mendesak terhadap negeri tempat bernaung dan tempat bertolak. Dan ini bukan pengragu-raguan dari saya terhadap saudara kita tersebut, sungguh saya tidak ragu bahwa ia mengetahui itu semua dan menghargainya, akan tetapi saya tidak tahu apa factor pendorong ucapan ini, apakah wara’ yang dingin atau keengganan ataukah tawadlu’ yang bukan pada tempatnya ??
Kenapa tidak dalam perhitungan para mujahidin mereka memegang pemerintahan dan kendali urusan setelah tamkin, mereka sendiri yang telah jujur di medan perang dan teguh di belakang mortir dan di taman ranjau…? Bukankah mereka itu orang yang paling tulus dan paling bersih serta paling terpecaya terhadap pemerintahan ?
Kenapa mereka itu menolak untuk memerintah ?
Dan sampai kapan proyek-proyek mereka itu akan tetap tidak melebihi qital nikayah dan cita-cita kesyahidan saja ? dan keberatan apa atau penghalang apa yang menghalangi dari menganut proyek tamkin dan upaya meraihnya di samping nikayah dan cita-cita kesyahidan ?
Bukankah termasuk pemahaman yang bersih dan jeli kita mengetahui posisi datangnya banyak atsar yang menghikayatkan tentang banyak syuhada islam dari kalangan sahabat atau tabi’ien atau yang lainnya; yaitu bahwa mayoritas angan-angan dan doa seseorang di antara mereka adalah terfokus keterbunuhan kudanya dan pedangnya patah di leher-leher musuh dan mendapat karunia kesyahidan, bahwa mayoritas itu adalah dalam kondisi kaum muslimin memiliki khilafah dan daulah. Dan bahwa cita-cita dan seruan-seruan pada kondisi tidak adanya daulah ini adalah wajib bersifat luas agar mencakup upaya pada perealisasian kejayaan islam dan tamkin bagi kaum muslimin, di samping cita-cita pertama itu.
Kenapa kita baru saja senang dengan sebagian barisan-barisan perlawanan yang pemikiran dan proyek para pelakunya melebihi qital nikayah, dan mereka meletakkan pada perhitungan-perhitungan mereka upaya untuk pembebasan atau tamkin, tiba-tiba saja kejernihan kebahagian itu dikeruhi oleh panglima-panglima atau sosok-sosok yang kotor agi tercoreng loyalitasnya yang menyimpang pemahamannya lagi ngawur manhajnya yang mana para komandan-komandan militer memberikan loyalitasnya kepada mereka, seraya mereka duduk di belakang meja bukan di parit-parit dan dibelakang mortir, dan mereka menunggu pemetikan buah !! atau mereka muncul di hadapan kita dari kotak-kotak undian yang mana sebagian mujahidin menyerahkan kepadanya hasil darah-darah dan nyawah-nyawah mereka.
Kemeranaan macam apa ini yang selalu berulang-ulang bersama kaum muslimin dalam pengalaman-pengalaman yang beraneka ragam dalam tenggang waktu yang pendek di masa ini…dan karena sebab itu mereka belum mendapatkan apa yang diharapkan dan tamkin walaupun banyaknya orang-orang yang tulus dan mujahidin serta banyaknya orang-orang yang berkorban dan para syuhada…
Kenapa boleh bagi para dictator, para thoghut, para penjahat, para pembunuh bahkan banci-banci memasuki istana-istana kekuasaan di negeri-negeri kita di atas tank-tank untuk memerintah kita dan memerintah umat dengan hawa nafsu dan kekafiran-kekafiran mereka, dan untuk melemahkan umat ini serta menjinakannya bagi wali-wali mereka bangsa barat dan Amerika.
Dan kenapa boleh bagi orang-orang sebelum mereka melakukan tipu daya jahat terhadap khilafah, mengkudetanya, dan merampasnya dari kaum muslimin serta memerintah mereka dengan undang-undang kaum musyrikin dengan kekuatan senjata…dan tidak boleh bagi mujahidin muslimin muwahiddin, atau sebagian mereka enggan dan bersikap wara’ dari melibas mereka dan orang-orang macam mereka, serta mengambil alih apa yang telah dirampas dari mereka dan dari islam mereka dengan kekuatan itu sendiri, kemudian mereka menundukkan manusia kepada Allah saja serta mengeluarkan mereka dari peribadatan terhadap makhluk.
Pelembekan terhadap semangat macam apa ini ? Dan pembancian terhadap cita-cita dan akal macam apa ini ? dan keterpurukan terhadap pemikiran macam apa ini yang menjadikan kaum muslimin bagaikan ayam potong dan kambing dan mereka dikandangi di zaman kekuatan yang mana mereka adalah orang-orang yang paling layak memilikinya, berupa kekuatan, penyembelihan dan pedang yang mana Nabi mereka saw telah diutus dengannya menjelang kiamat sampai Allah ta’ala yang diibadati.
Orang-orang yang menegakkan jihad di negeri-negeri kaum muslimin harus kembali mengkaji tujuan-tujuan jihad mereka dan program-program serta rancangan-rancangan qital mereka, dan mereka harus menuntaskan dalam perhitungan-perhitungan mereka dan program-program qital ini; upaya ‘amal dalam rangka tamkin bagi kaum muslimin di muka bumi.
Dan di samping pentingnya penekanan terhadap hal itu dan pemfokusan langkah terhadapnya; maka mesti mengkaji medan-medan perang mereka serta mengedepankan apa yang lebih manfaat bagi kaum muslimin dan yang lebih dekat kepada tujuan yang penting ini.
Dan mereka mesti memilih pimpinan-pimpinan mereka dengan hati-hati, dan mereka mempertimbangkan di dalmnya ilmu syar’iy kepekaan terhadap waqi’ (realita), syaja’ah (keberanian), ketegasan, kesegeraan dan tidak sungkan-sungkan atau maju mundur dari memegang kendali pemerintahan saat terjadi (tamkin), agar buah hasil jihad mujahidin tidak lenyap sia-sia atau dipetik oleh orang-orang yang tidak beriman.
Dan hendaklah mereka sadar bahwa mayoritas operasi-operasi jihad di negeri-negeri kaum muslimin pada hari ini adalah termasuk jenis qital nikayah walaupun hasilnya amat besar, dan di garis depan itu semuanya apa yang telah terjadi di Washington dan newyork berupa operasi-operasi raksasa yang direncanakan dengan cermat, maka sesungguhnya operasi ini walaupun amat besar namun tidak keluar dari qital macam ini.
Dan seperti itu juga pembunuhan thoghut Anwar Sadat dalam satu kesempatan yang ada bagi kaum muslimin di Mesir dan keberanian mereka terhadapnya tanpa ada kesiapan mereka untuk memegang kendali pemerintahan di negeri itu. Tindakan itu meskipun melegakan dada kaum muslimin namun tidak keluar dari sekedar nikayah selagi tidak merealisasikan bagi mereka tamkin, bahkan ia mempercepat kepemimpinan thoghut yang lain.
Dan termasuk apa yang dilakukan kaum muslimin hari ini di Iraq bahkan di Palestina berupa memerangi Amerika atau Yahudi, maka sesungguhnya ia adalah seperti itu juga selagi ahlul islam di sana adalah lebih lemah serta para pimpinan dan para syaikh mereka lemah dari bisa memetik buah perang ini walaupun di dalamnya ada hasil sesuatu dari pembebasan (tahrir).
Karena seandainya negeri-negeri ini dibebaskan atau sebagian wilayah darinya di bebaskan dari Amerika atau Yahudi dalam kondisi lemahnya kaum muslimin hari ini dan ketidakmilikannya akan pimpinan-pimpinan yang layak, kemudian pemerintahan di dalamnya dipegang oleh kaum sekuler yang kafir, tentulah ini sama sekali bukan tamkin bagi agama Allah; sehingga ia tidak lebih – sedang keadaannya adalah seperti ini – dari penggantian thoghut asing dengan thoghut arab….
Sungguh eksperimen-eksperimen mujahidin di Afganistan, Cechnya dan Bosnia adalah lebih baik keadaanya dari sisi penggalangan anshar dan kesemangatan mereka serta shibghah islamiyyah (celupan islam) yang amat kuat yang mewarnai medan-medan jihad itu, namun demikian para mujahidin yang jujur tidak bisa memetik hasilnya di sana karena sebab-sebab yang wajib atas para penanggung jawab jihad di sana untuk mempelajarinya, mengamatinya serta mengkaji ulang di dalamnya; di mana hal itu menjadikan upaya keras kaum muslimin dan jihad para mujahidin serta para syuhada di akhir perjalanan tidak melebihi dari qital nikayah kepada qital tamkin.
Dan di antara sebab-sebab ini sebagaimana yang telah kami utarakan adalah keengganan atau kelemahan dan ketidakmampuan mujahidin yang jujur dari memetik hasil jihad; karena lemahnya mereka di hadapan timbangan-timbangan kekuatan yang lain di negeri itu atau karena sikap pengikutan mereka – dan sungguh disayangkan – pada keinginan mayoritas manusia yang telah Allah firmankan tentang mereka “Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamu sangat menginginkannya-“(Yusuf 103). Dan itu terjadi dengan cara berhakim kepada kotak-kotak pemilihan suara sebagaimana yang telah terjadi di Cechnya di mana Maskhadov naik ke atas kursi kekuasaan lewat kotak-kotak suara itu.
Atau karena mereka ikut serta atau berkoalisi dengan faksi-faksi yang rusak lagi menyimpang yang memiliki dominasi lebih kuat di tengah realita dan di tengah msyarakat, yang mana ini membantu para pimpinannya semacam Rabbani dan Sayyaf serta orang-orang semacam mereka untuk naik berpijak di atas kepala-kepala para syuhada dan darah mujahidin ke tampuk kursi-kursi pemerintahan setelah pembebasan Afganistan dan penggulingan kekuasaan Najib di sana. Dan ini adalah hal yang tidak mengagetkan kami walaupun selain kami merasa kaget dengannya. Sungguh kami sejak dahulu telah menghati-hatikan dari penyimpangan-penyimpangan faksi-faksi itu dan kami enggan berperang di barisan-barisannya dan kami mengingatkan terhadap penegasan-penegasan para panglimanya yang walaupun mayoritasnya bercelupkan islam, akan tetapi mereka itu menyatakan dengan terang-terangan bukan dengan ucapan kiasan; bahwa mereka itu berupaya mewujudkan Negara islam yang demokratis !! dan mereka menyatakan secara terang-terangan tentang persaudaraan mereka terhadap thaghut-thaghut arab dan ‘ajam, sebagaimana peribahasa bahwa yang ditulis itu bisa dibaca dari judulnya, maka mereka itulah orang-orang yang akan memetik buah dan akan memegang pemerintahan, sedangkan ini adalah keadaannya, akan tetapi orang-orang yang terlampau semangat tetap menolak peringatan dan malah mengatakan: Dan meskipun ….dan walapun …bukankah memerangi musuh-musuh Allah secara umum adalah disyari’atkan ? Bukankah Allah ta’ala berfirman:
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri,” (An Nisa: 84).
Qital nikayah pada musuh-mush Allah secara umum adalah diyari’atkan meskipun kita tidak memetik hasil …Dan begitulah hasilnya di akhir perjalanan, cita-cita orang itu tidak melebihi di tengah semangatnya dari perang macam ini..!!
Eksperimen-eksperimen ini saya isyaratkan di sini walaupun yang wajib atas pergerakan-pergerakan jihad adalah mengkajinya dengan penuh kepekaan, mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalamannya, melewati kekeliruan-kekeliruannya serta tidak mengulanginya kembali…Dan ini bukanlah materi renungan ini, akan tetapi materinya adalah dorongan terhadap mujahidin untuk mengarah pada qital tamkin dan mefokuskan terhadapnya, menjaga buah-buahnya serta menangani pemetikannya…dan pengingatan bahwa jihad dan upaya keras mereka di myoritas belahan bumi hari ini adalah berserakan pada operasi-operasi yang tidak keluar dari qital nikayah, meskipun pada sebagian kondisi kadang memiliki bentuk upaya untuk tamkin atau tahrir akan tetapi di akhir perjalanan ia tidak keluar dari qital nikayah dengan sebab ketidakmatangan mereka atau ketidakmampuannya untuk memetik hasil atau karena penyimpangan mereka dan sikap serabutannya atau sebab-sebab lainnya yang sudah lalu dan pemegangan orang lain terhadap hal itu.
Dan akhirnya bila telah jelas perbedaan antara dua macam qital tersebut dan engkau mngetahui kebutuhan kaum muslimin terhadap pemfokusan pada qital tamkin serta pentingnya pengarahan kemampuan-kemampuan mereka terhadapnya; maka saya simpulkan apa yang telah lalu dan saya beranjak kepada peringatan-peringatan yang cepat yang berkaitan dengan materi ini.
Tidaklah sah umat seluruhnya atau mayoritasnya menyibukkan diri dengan qital nikayah dan menelantarkan qital tamkin atau tahrir, akan tetapi wajib memfokuskan segenap kemampun terhadap suatu tempat dari tempat-tempat di bumi ini. Yang di sana kaum muslimin memiliki suatu macam dari macam-macam kekuatan dan di sana mereka memiliki tokoh-tokoh rujukan atau pimpinan-pimpinan yang memiliki bashirah akan syari’at dan realita yang layak manusia berkumpul di sekelilingnya, dan mereka berupaya untuk mengokohkan kekuasaannya di bumi ini dan mendirikan bagi kaum muslimin suatu Negara yang mereka berlindung di dalamnya dan bertolak darinya.
Termasuk kesalahan mengobarkan semangat dan emosional para pemuda untuk mengarahkan mereka kepada qital nikayah dan mereka bertolak dengan dorongan semangat ke front-front yang diramaikan dan ditabuhi media masa tanpa mengkaji realitanya dan buah hasil yang diharapkan darinya, dan dengan hal itu mereka dipalingkan dari front-front yang bisa jadi tamkin adalah buah hasil yang sebenarnya baginya seandainya ada sokongan-sokongan kekuatan dan anshar.
Termasuk bab pertimbangan maslahat dan pemahamannya serta kewajiban mendahulukan mashlahat yang paling besar terhadap yang paling kecil saat terjadi pertentangan; adalah tidak boleh menghapuskan qital tamkin atau menggugurkannya atau membatalkan buah hasilnya dengan mengedepankan sebagian ‘amal nikayah terhadapnya atau mempertentangkannya atau menyodorkannya kepada bahaya dengan sebabnya, bagi orang yang memiliki rancangan dan program untuk itu, dan ia itu menghargai jihadnya serta energi-energi kaum muslimin, upaya keras mereka, umur para pemuda mereka dan darah-darahnya.
Nabi saw tidak membunuh banyak kaum munafikin yang menampakkan beberapa gangguan di Madinah, sedangkan membunuh mereka itu tidak di ragukan lagi adalah termasuk nikayah pada musuh-musuh Allah yang terpuji, sebagaimana beliau mengakui yahudi di Madinah padahal mereka itu sangat busuk dan banyak menyakiti, dan itu sebelum penguasaan penuh di bumi dan sebelum kesempurnaan tamkin padahal mereka itu bukan kafir dzimmiy yang hina, beliau tidak membunuh mereka dan menangguhkan mereka itu demi menjaga tamkin yang sudah dirintis dari awal. Dan di dalamnya terkandung fiqh (pemahaman) yang wajib diperhatikan kandungannya. Kemudian tatkala Allah telah mengokohkan kaum muslimin di Badr maka beliau mulai melakukan operasi nikayah pada kaum yahudi, akan tetapi beliau tidak memperluas dalam hal itu, namun hanya cukup membunuh orang yang menyakitinya dari kalangan yang tidak menimbulkan kerusakan terhadap kaum muslimin dan negeri mereka saat membunuhnya, sampai terealisasi baginya keleluasaan di muka bumi dan timbangan telah berubah, maka Allah ta’ala menurunkan kepadanya firman-Nya: “Jihadilah orang-orang kafir dan munafiqin, serta bersikap keraslah terhadap mereka,”…dan ayat-ayat lainnya.
Dan sejenis itu pula perintah beliau kepada Hudzaifah tatkala mengutusnya untuk mencari tahu berita tentang ahzab (pasukan-pasukan yang bersekutu) saat mereka mengepung Madinah “ agar ia tidak melakukan sesuatu di tengah mereka “ dan dalam riwayat muslim “ Jangan membuat mereka geram terhadap saya “ dan keengganan Huzaifah dari membunuh Abu Sufyan pimpinan pasukan, padahal pembunuhannya tergolong nikayah terbesar pada musuh-musuh Allah, maka ia meninggalkannya padahal membunuhnya itu amat sangat mudah, sebagai pengamalan dengan wasiat Nabi saw agar ia tidak memancing kegeraman mereka terhadap kaum muslimin, maka di dalamnya terkandung sikap meninggalkan qital Nikayah demi menghindarkan mafshadah yang bisa dimunculkan hal itu terhadap kaum muslimin dan negeri mereka sebelum kesempurnaan tamkin dan keleluasaan mereka di muka bumi.
Maka dalam tuntutan ini dan itu terdapat sikap pengedepanan mashlahat yang lebih utama bagi kaum muslimin dan mashlahat penghindaraan mafshadah yang besar dari mereka dan dari tamkin mereka terhadap qital nikayah…
Bahkan sesungguhnya pengorbanan-pengorbanan yang dikerahkan dalam qital nikayah tidak seyogyanya sebanding dengan yang dikerahkan dalam rangka perealisasian tamkin.
Maka saya memahami bila para du’at meninggalkan dakwah dan program-program mereka yang bersifat pendidikan, dakwah, keilmuan dan studiy di Negeri mereka dan mereka mengosongkan tempat dari para du’at dan para pencari ilmu dan mereka menuju untuk bergabung perang di negeri yang diharapkan di dalamnya tamkin atau tahrir…
Adapun mereka meninggalkan dakwahnya atau mereka dicela karena tetap konsisten dengan dakwahnya, dan segenap kemampuan dikerahkan, serta medan dakwah dikosongkan dari aktivis dan ansharuddin demi Qital yang tidak lebih dari sekedar qital nikayah, maka ini sama sekali bukan termasuk pemahaman timbangan mashlahat dan mafshadah yang syar’iy. Sungguh Allah ta’ala berfirman: “Sesungghnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus (Al Isra: 9).
Lebih lurus adalah lebih baik.
Dan Dia swt berfirman: “Ikutlah sebaik-baik apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Az Zumar: 55).
Ini adalah perintah terhadap hamba-hamba-Nya untuk mengikuti amalan yang paling lurus yang paling baik manfa’atnya bagi dien dan dunia mereka…“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranny,” (Az Zumar: 18).
Dan begitu juga tidak sah para pemuda dikompori untuk meninggalkan dakwah mereka dan mereka dicela dengan sebab tetap berdakwah, dan mereka disuruh keluar berperang semuanya serta mereka digusur ke dalam peperangan yang rugi dengan klaim membantu sebagian orang yang tidak memiliki kesabaran terhadap dakwah ilallah dari kalangan orang yang tergesa-gesa konfrontasi phisik yang tidak diperhitungkan dengan musuh-musuh Allah, atau sembrono melakukan sebagian kesalahan-kesalahan keamanan sehingga ia diusir oleh pihak pemerintah, atau amalan lain apa saja yang tidak keluar hakikatnya dari qital nikayah selagi para pemuda itu telah memilih program dakwah yang terencana rapih, maka amal-amal semacam itu tidak sah dibenturkan dengan program-program dakwah yang shahih yang berada di atas jalan tauhid, apalagi kalau ia menjadi sebab penelantaran atau penghancurannya, berbeda halnya dengan qital tamkin maka ia memiliki perhitungan-perhitungan yang berbeda.
Di dalam qital nikayah kadang bisa tasahul (mengenteng-enteng) dalam banyak hal yang tidak boleh tasahul dengannya dalam qital tamkin, terutama dalam hal memilih pimpinan yang berperang dengannya, kadang dalam operasi-operasi nikayah dianggap cukup dengan panglima militer walaupun ia masih kurang dalam ilmu syar’iy dan kadang bisa tasahul dengan sebagian maksiat-maksiatnya atau penyimpangan-penyimpangannya yang tidak sampai pada kekafiran. Adapun dalam qital tamkin maka seyogyanya atas orang-orang yang berakal untuk tidak menyerahkan kendali jihad kecuali kepada pimpinan yang takut kepada Allah yang bertauhid yang mengetahui ilmu syar’iy lagi peka terhadap realita serta ia layak untuk berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan dan untuk memetik buah jihad mujahidin, agar tidak berulang kembali keterpurukan kaum muslimin di sana di sini.
Ini adalah hal yang tidak boleh tafrith terhadapnya selagi pilihan ada di tangan mujahidin dan kesempatannya luas. Adapun bila kondisinya sempit maka kebolehan qital bersama amir yang fajir untuk menghadang orang kafir adalah disyari’atkan sebgai bentuk penolakan mafshadah atau keburukan terbesar dengan menanggung yang paling ringan. Kemudian bila setelah itu memiliki kemungkinan untuk mencopot yang fajir itu dan mengangkat yang yang baik maka itu wajib.
Namun hati-hati kemudian hati-hati dari menganggap pilihan demokrasi sebagai system untuk pemerintahan atau loyalitas kepada para thoghut timur dan barat sebagai manhaj atau mengemis-ngemis terhadap pengakuan dunia internasional yang kafir serta ikut serta dengan lembaga-lembaganya; saya katakan hati-hati dari menganggap hal itu dan yang serupa dengannya berupa kekafiran sebagai kefajiran saja, karena itu bisa menyebabkan timbangan rusak dan gambaran menyimpang serta perhitungan ngawur.
Ini adalah sebagian hal-hal yang ingin saya ingatkan dalam renungan ini …dan maksud saya sama sekali bukanlah meremehkan keberadaan qital nikayah yang dibatasi dengan batasan-batasan syar’iy yang mempertimbangkan mashlahat kaum muslimin yang terpenting kemudian yang berikutnya, yang peka dan menampakkan jihad islamiy dengan gambarannya yang indah, sebagaimana maksud saya sama sekali bukanlah mencela mujahidin di jalan Allah, karena setiap orang yang megetahui surat-surat saya dan ia mengikuti apa yang saya tulis, akan mengetahui pembelaan saya buat jihad dan mujahidin secara umum, bahkan dukungan saya terhadap serangan Newyork dan Washington serta para pahlawannya padahal serangan itu tidak keluar dari macam ini sebagaimana yang telah lalu kami utarakan. Dan saya berlindung kepada Allah dari sikap mecela para mujahidin manapun yang telah menjual jiwa dan ruhnya kepada Allah di zaman kehinaan dan kecenderungan (kepada dunia), akan tetapi itu adalah sebagai bentuk keinginan kuat terhadap jihad kaum muslimin, upaya keras mereka dan kemampuan mereka agar diarahkan kepada yang lebih manfa’at, lebih tepat dan lebih baik bagi agama Allah.
Oleh sebab itu saya kembali dan mengakhiri ini dengan mengatakan: sesungguhnya meskipun mayoritas jihad para pemuda umat ini pada hari ini adalah mengarah kepada qital nikayah, dan qital macam ini tidak membuahkan tamkin yang dalam waktu dekat , dan bisa jadi mayoritasnya tidak menghancurkan musuh-muuh Allah dengan penghancuran yang mematikan, bahkan sebagiannya tidak menimpakkan pada mereka dalam banyak kejadian kecuali pukulan kecil saja; akan tetapi bila itu sesuai perencanaan yang jelas dan dalam bingkai pilihan-pilihan yang jeli dan dengan hubungan atau arah pemahaman yang murni bersih yang tidak terkontaminasi atau terkotori; maka sesungguhnya ia memiliki hasil-hasilnya yang banyak dan besar, dan bisa saja bila ia para pelaksananya mendapatkan taufik pada kepekaan yang sebenarnya terhadap realita dan pilihan-pilihan: (Ia) menjadi madhrasah yang terdidik di dalamnya anak-anak kaum muslimin dan keluar darinya orang-orang yang akan memegang kendali qital tamkin dengan izin Allah ta’ala…
Karena sesungguhnya mereka itu tidak akan turun kepada kita dari langit, sebagaimana mereka itu tidak akan datang dari pangkuan jama’ah-jama’ah irja’ serta tidak akan keluar kecuali dari belakang meriam-meriam dan dari lobang parit serta dari rahim jihad kaum muslimin di sana sini.
“Dan di hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang. (Ar Rum: 4-5).
Dikutip dari kitab:
Waqafat Ma'a Tsamaraatil Jihad Bainal Jahli Fisy Syar'i Wal Jahli Bil Waqi' (Merenung Sejenak Atas Hasil-hasil Jihad, Antara Kebodohan Akan Syari'at dan Kebodohan Akan Realita) Renungan ke-12
Karya: Asy Syaikh Al Mujahid Abu Muhammad 'Ashim Al Maqdisiy Fakallahu 'Asrah
Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman Fakallahu 'Asrah
Adapun dari sisi buah-buah jihad dan efek-efeknya serta hasil-hasilnya, maka ia terbagi menjadi apa yang tergolong dari jenis qital nikayah (perang yang bersifat pemberian pukulan dan hantaman terhadap musuh), dan apa yang masuk dalam cakupan qital tamkin (penguasaan dan penyediaan tempat yang leluasa bagi kaum muslimin untuk tegakkan dien secara utuh).
Qital yang tujuan darinya pemberian pukulan terhadap musuh dan hasil-hasilnya tidak melebihi pemberian pelajaran pada musuh, menjadikan mereka geram, penimpaan bencana pada mereka dan penteroran atau menahan gangguan mereka dari kaum muslimin atau penyelamatan sebagian orang-orang yang tertindas atau pembebasan tawanan, maka ia walau tidak menghantarkan dalam waktu dekat kepada tahkim bagi kaum muslimin, akan tetapi ia adalah amal shalih yang disyari’atkan, dan para pelakunya insya Allah tergolong orang-orang yang berbuat baik, baik kaum muhazimun (orang-orang yang bertekuk lutut di hadapan musuh lagi cari ridla mereka) yang sudah kalah mental ridla maupun tidak. Karena Allah ta’la berfirman: “ Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana pada musuh, melainkan dituliskan bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shaleh, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,” (At Taubah: 120).
Dan firman-Nya swt: “ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya,” (Al Anfal: 60).
Dan firman-Nya ta’ala: “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak . (An-Nisa: 75).
Allah swt menyemangati untuk berperang di jalan-Nya secara umum dan dalam rangka membela kaum muslimin yang tertindas, maka itu adalah amal shalih yang disyari’atkan juga…
Dan adalah Nabi saw bila mengunjungi orang yang sakit, beliau mendo’akannya dengan ucapan “ Ya Allah sembuhkanlah hamba-Mu ini agar ia bisa berjalan untuk-Mu menuju shalat dan membinasakan musuh-Mu”. Beliau menjadikan pembinasaan pada musuh sebagai tugas dan tujuan hidup hamba yang muslim, dan menjadikannya dalam doa buat orang yang sakit untuk mengingatkan kaum muslimin selalu dengannya dan mengobarkan semangat mereka terhadapnya serta menyadarkan mereka agar memanfaatkan kodisi sehatnya untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang agung lagi mulia yang mana mereka diciptakan untuknya, dan bahwa diantara tujuan yang paling agung itu ada dua maksud ini: ibadah kepada Allah saja dan membela dien-Nya dengan pemberian pukulan pada musuh, maka untuk hal itu orang muslim hidup, dan ini adalah tugas dia terbesar yang andai sakit membuat dia absen darinya maka dia memohon kepada Allah ‘afiyah untuk kembali kepadanya. Dan qital macam ini adalah realita umum qital kaum muslimin pada zaman kita di belahan-belahan dunia hari ini, dan ia walaupun memang amal shaleh sebagaimana yang telah kami katakan dan ia memiliki buah-buahnya yang banyak yang bukan di sini tempat untuk menuturkannya….akan tetapi di sana ada macam lain dari macam-macam qital, yang wajib atas kaum muslimin untuk memfokuskan upaya-upaya mereka terhadapnya dan mengarahkan kemampuan-kemampuan mereka kepadanya, ia itu adalah qital tamkin atau tahrir (pembebasan) sebagaimana dalam istilah masa kini, qital macam ini amat dibutuhkan oleh kaum muslimin hari ini, dan di dalamnya terdapat nikayah (pukulan) terhadap musuh-musuh Allah yang dasyat, akan tetapi hasil-hasilnya tidak terbatas pada nikayah atau pembebasan sebagian orang-orang tertindas dan yang lainnya sebagaimana ia macam pertama, akan tetapi di antara buah-buah terpentingnya adalah tamkin bagi kaum muslimin di muka bumi, dan sudah ma’lum bahwa di antara bencana terbesar ahlul islam pada hari ini adalah keberadaan mereka tidak memiliki Daulah islamiyyah yang menegakkan dien mereka di muka bumi ini dan mereka berlindung di dalamnya.
Qital macam ini (yaitu) qital dalam rangka tamkin bagi kaum muslimin di muka bumi atau pembebasan sebagian negeri-negeri mereka dari tangan para thoghut yang berkuasa atau yang menjajah lagi merampas adalah butuh kepada kemampuan-kemampuan dan syarat-syarat yang berbeda dari qital nikayah, dan butuh pada program yang mencakup (berbagai bidang) dan luas yang ikut andil di dalamnya orang-orang yang memiliki pandangan ke depan dan memiliki kemampuan dan pengalaman dari kalangan ulama rabbaniy, para du’at yang giat dan mujahidin yang jujur yang tidak terpengaruh di jalan Allah ini oleh celaan orang yang suka mencela, di mana menangani urusan jihad ini dan memelihara tunas-tunasnya dengan sebenar-benarnya pemeliharaan dengan telapak tangan-telapak tangan mereka yang bercahaya dan pemahaman-pemahaman mereka yang suci serta niat-niat mereka yang tulus sampai buah-buahnya itu matang untuk supaya dipetik oleh tangan-tangan itu juga dan oleh niat-niat dan pemahaman-pemahaman itu sendiri tidak yang lainnya….
Maka tidak boleh secara syari’at maupun secara akal para mujahidin yang jujur berjihad dan mereka dengan jihadnya itu mampu menyelamatkan atau membebaskan sebagian negeri-negeri kaum muslimin; untuk kemudian naik setelah itu di atas kepala para pahlawan dan darah para syuhada orang yang memetik buah jihad mereka lewat cara perujukan kepada demokrasi dan pemilu atau cara-cara jahiliyyah lainnya yang berpatokan kepada mayoritas yang menyimpang dan yang menghantarkan ke atas kursi kekuasaan setiap orang bejat lagi rusak dan busuk, setelah jihad yang panjang dan mengorbankan mujahidin yang jujur.
Kenapa malu, mujahidin yang berperang lagi jujur yang telah menghancurkan Rusia atau Serbia atau yang lainnya di Afganistan atau Cechnya atau Bosnia dengan kekuatan dan jihad mereka; kenapa mereka malu atau sungkan atau enggan dari mengambil kendali pemerintahan dengan kekuatan itu sendiri yang dengannya mereka membebaskan negeri ? Bukankah mereka orang-orang yang lebih layak untuk memegang kendali pemerintahan …?
Alangkah menyedihkan dan menyakitkan saya apa yang saya baca suatu hari dari ucapan sebagian panglima militer mujahidin yang terkenal di sebagian negeri saat ditanya dalam jumpa pers, yaitu apakah ia dan panglima-panglima militer yang seperti dia akan memegang pemerintahan setelah berakhirnya pembebasan ? maka ia menjawab dengan “ tidak “ dan ia menjelaskan bahwa ia itu mujahid dan tujuannya adalah memerangi musuh-musuh Allah di mana saja (yaitu hanya jihad nikayah), adapun kekuasaan dan poloitik maka ia memiliki ahlinya sedang kami bukan ahlinya…!!
Ucapan yang rendah ini tidak patut muncul dari mujahid yang menghargai jihadnya dan menghormati darah para syuhada, umur para pemuda dan kemampuan umat yang dikerahkan pada peperangan itu, dan mengetahui musibah karena kehilangan daulah islam serta (mengetahui) kebutuhan umat yang mendesak terhadap negeri tempat bernaung dan tempat bertolak. Dan ini bukan pengragu-raguan dari saya terhadap saudara kita tersebut, sungguh saya tidak ragu bahwa ia mengetahui itu semua dan menghargainya, akan tetapi saya tidak tahu apa factor pendorong ucapan ini, apakah wara’ yang dingin atau keengganan ataukah tawadlu’ yang bukan pada tempatnya ??
Kenapa tidak dalam perhitungan para mujahidin mereka memegang pemerintahan dan kendali urusan setelah tamkin, mereka sendiri yang telah jujur di medan perang dan teguh di belakang mortir dan di taman ranjau…? Bukankah mereka itu orang yang paling tulus dan paling bersih serta paling terpecaya terhadap pemerintahan ?
Kenapa mereka itu menolak untuk memerintah ?
Dan sampai kapan proyek-proyek mereka itu akan tetap tidak melebihi qital nikayah dan cita-cita kesyahidan saja ? dan keberatan apa atau penghalang apa yang menghalangi dari menganut proyek tamkin dan upaya meraihnya di samping nikayah dan cita-cita kesyahidan ?
Bukankah termasuk pemahaman yang bersih dan jeli kita mengetahui posisi datangnya banyak atsar yang menghikayatkan tentang banyak syuhada islam dari kalangan sahabat atau tabi’ien atau yang lainnya; yaitu bahwa mayoritas angan-angan dan doa seseorang di antara mereka adalah terfokus keterbunuhan kudanya dan pedangnya patah di leher-leher musuh dan mendapat karunia kesyahidan, bahwa mayoritas itu adalah dalam kondisi kaum muslimin memiliki khilafah dan daulah. Dan bahwa cita-cita dan seruan-seruan pada kondisi tidak adanya daulah ini adalah wajib bersifat luas agar mencakup upaya pada perealisasian kejayaan islam dan tamkin bagi kaum muslimin, di samping cita-cita pertama itu.
Kenapa kita baru saja senang dengan sebagian barisan-barisan perlawanan yang pemikiran dan proyek para pelakunya melebihi qital nikayah, dan mereka meletakkan pada perhitungan-perhitungan mereka upaya untuk pembebasan atau tamkin, tiba-tiba saja kejernihan kebahagian itu dikeruhi oleh panglima-panglima atau sosok-sosok yang kotor agi tercoreng loyalitasnya yang menyimpang pemahamannya lagi ngawur manhajnya yang mana para komandan-komandan militer memberikan loyalitasnya kepada mereka, seraya mereka duduk di belakang meja bukan di parit-parit dan dibelakang mortir, dan mereka menunggu pemetikan buah !! atau mereka muncul di hadapan kita dari kotak-kotak undian yang mana sebagian mujahidin menyerahkan kepadanya hasil darah-darah dan nyawah-nyawah mereka.
Kemeranaan macam apa ini yang selalu berulang-ulang bersama kaum muslimin dalam pengalaman-pengalaman yang beraneka ragam dalam tenggang waktu yang pendek di masa ini…dan karena sebab itu mereka belum mendapatkan apa yang diharapkan dan tamkin walaupun banyaknya orang-orang yang tulus dan mujahidin serta banyaknya orang-orang yang berkorban dan para syuhada…
Kenapa boleh bagi para dictator, para thoghut, para penjahat, para pembunuh bahkan banci-banci memasuki istana-istana kekuasaan di negeri-negeri kita di atas tank-tank untuk memerintah kita dan memerintah umat dengan hawa nafsu dan kekafiran-kekafiran mereka, dan untuk melemahkan umat ini serta menjinakannya bagi wali-wali mereka bangsa barat dan Amerika.
Dan kenapa boleh bagi orang-orang sebelum mereka melakukan tipu daya jahat terhadap khilafah, mengkudetanya, dan merampasnya dari kaum muslimin serta memerintah mereka dengan undang-undang kaum musyrikin dengan kekuatan senjata…dan tidak boleh bagi mujahidin muslimin muwahiddin, atau sebagian mereka enggan dan bersikap wara’ dari melibas mereka dan orang-orang macam mereka, serta mengambil alih apa yang telah dirampas dari mereka dan dari islam mereka dengan kekuatan itu sendiri, kemudian mereka menundukkan manusia kepada Allah saja serta mengeluarkan mereka dari peribadatan terhadap makhluk.
Pelembekan terhadap semangat macam apa ini ? Dan pembancian terhadap cita-cita dan akal macam apa ini ? dan keterpurukan terhadap pemikiran macam apa ini yang menjadikan kaum muslimin bagaikan ayam potong dan kambing dan mereka dikandangi di zaman kekuatan yang mana mereka adalah orang-orang yang paling layak memilikinya, berupa kekuatan, penyembelihan dan pedang yang mana Nabi mereka saw telah diutus dengannya menjelang kiamat sampai Allah ta’ala yang diibadati.
Orang-orang yang menegakkan jihad di negeri-negeri kaum muslimin harus kembali mengkaji tujuan-tujuan jihad mereka dan program-program serta rancangan-rancangan qital mereka, dan mereka harus menuntaskan dalam perhitungan-perhitungan mereka dan program-program qital ini; upaya ‘amal dalam rangka tamkin bagi kaum muslimin di muka bumi.
Dan di samping pentingnya penekanan terhadap hal itu dan pemfokusan langkah terhadapnya; maka mesti mengkaji medan-medan perang mereka serta mengedepankan apa yang lebih manfaat bagi kaum muslimin dan yang lebih dekat kepada tujuan yang penting ini.
Dan mereka mesti memilih pimpinan-pimpinan mereka dengan hati-hati, dan mereka mempertimbangkan di dalmnya ilmu syar’iy kepekaan terhadap waqi’ (realita), syaja’ah (keberanian), ketegasan, kesegeraan dan tidak sungkan-sungkan atau maju mundur dari memegang kendali pemerintahan saat terjadi (tamkin), agar buah hasil jihad mujahidin tidak lenyap sia-sia atau dipetik oleh orang-orang yang tidak beriman.
Dan hendaklah mereka sadar bahwa mayoritas operasi-operasi jihad di negeri-negeri kaum muslimin pada hari ini adalah termasuk jenis qital nikayah walaupun hasilnya amat besar, dan di garis depan itu semuanya apa yang telah terjadi di Washington dan newyork berupa operasi-operasi raksasa yang direncanakan dengan cermat, maka sesungguhnya operasi ini walaupun amat besar namun tidak keluar dari qital macam ini.
Dan seperti itu juga pembunuhan thoghut Anwar Sadat dalam satu kesempatan yang ada bagi kaum muslimin di Mesir dan keberanian mereka terhadapnya tanpa ada kesiapan mereka untuk memegang kendali pemerintahan di negeri itu. Tindakan itu meskipun melegakan dada kaum muslimin namun tidak keluar dari sekedar nikayah selagi tidak merealisasikan bagi mereka tamkin, bahkan ia mempercepat kepemimpinan thoghut yang lain.
Dan termasuk apa yang dilakukan kaum muslimin hari ini di Iraq bahkan di Palestina berupa memerangi Amerika atau Yahudi, maka sesungguhnya ia adalah seperti itu juga selagi ahlul islam di sana adalah lebih lemah serta para pimpinan dan para syaikh mereka lemah dari bisa memetik buah perang ini walaupun di dalamnya ada hasil sesuatu dari pembebasan (tahrir).
Karena seandainya negeri-negeri ini dibebaskan atau sebagian wilayah darinya di bebaskan dari Amerika atau Yahudi dalam kondisi lemahnya kaum muslimin hari ini dan ketidakmilikannya akan pimpinan-pimpinan yang layak, kemudian pemerintahan di dalamnya dipegang oleh kaum sekuler yang kafir, tentulah ini sama sekali bukan tamkin bagi agama Allah; sehingga ia tidak lebih – sedang keadaannya adalah seperti ini – dari penggantian thoghut asing dengan thoghut arab….
Sungguh eksperimen-eksperimen mujahidin di Afganistan, Cechnya dan Bosnia adalah lebih baik keadaanya dari sisi penggalangan anshar dan kesemangatan mereka serta shibghah islamiyyah (celupan islam) yang amat kuat yang mewarnai medan-medan jihad itu, namun demikian para mujahidin yang jujur tidak bisa memetik hasilnya di sana karena sebab-sebab yang wajib atas para penanggung jawab jihad di sana untuk mempelajarinya, mengamatinya serta mengkaji ulang di dalamnya; di mana hal itu menjadikan upaya keras kaum muslimin dan jihad para mujahidin serta para syuhada di akhir perjalanan tidak melebihi dari qital nikayah kepada qital tamkin.
Dan di antara sebab-sebab ini sebagaimana yang telah kami utarakan adalah keengganan atau kelemahan dan ketidakmampuan mujahidin yang jujur dari memetik hasil jihad; karena lemahnya mereka di hadapan timbangan-timbangan kekuatan yang lain di negeri itu atau karena sikap pengikutan mereka – dan sungguh disayangkan – pada keinginan mayoritas manusia yang telah Allah firmankan tentang mereka “Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamu sangat menginginkannya-“(Yusuf 103). Dan itu terjadi dengan cara berhakim kepada kotak-kotak pemilihan suara sebagaimana yang telah terjadi di Cechnya di mana Maskhadov naik ke atas kursi kekuasaan lewat kotak-kotak suara itu.
Atau karena mereka ikut serta atau berkoalisi dengan faksi-faksi yang rusak lagi menyimpang yang memiliki dominasi lebih kuat di tengah realita dan di tengah msyarakat, yang mana ini membantu para pimpinannya semacam Rabbani dan Sayyaf serta orang-orang semacam mereka untuk naik berpijak di atas kepala-kepala para syuhada dan darah mujahidin ke tampuk kursi-kursi pemerintahan setelah pembebasan Afganistan dan penggulingan kekuasaan Najib di sana. Dan ini adalah hal yang tidak mengagetkan kami walaupun selain kami merasa kaget dengannya. Sungguh kami sejak dahulu telah menghati-hatikan dari penyimpangan-penyimpangan faksi-faksi itu dan kami enggan berperang di barisan-barisannya dan kami mengingatkan terhadap penegasan-penegasan para panglimanya yang walaupun mayoritasnya bercelupkan islam, akan tetapi mereka itu menyatakan dengan terang-terangan bukan dengan ucapan kiasan; bahwa mereka itu berupaya mewujudkan Negara islam yang demokratis !! dan mereka menyatakan secara terang-terangan tentang persaudaraan mereka terhadap thaghut-thaghut arab dan ‘ajam, sebagaimana peribahasa bahwa yang ditulis itu bisa dibaca dari judulnya, maka mereka itulah orang-orang yang akan memetik buah dan akan memegang pemerintahan, sedangkan ini adalah keadaannya, akan tetapi orang-orang yang terlampau semangat tetap menolak peringatan dan malah mengatakan: Dan meskipun ….dan walapun …bukankah memerangi musuh-musuh Allah secara umum adalah disyari’atkan ? Bukankah Allah ta’ala berfirman:
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri,” (An Nisa: 84).
Qital nikayah pada musuh-mush Allah secara umum adalah diyari’atkan meskipun kita tidak memetik hasil …Dan begitulah hasilnya di akhir perjalanan, cita-cita orang itu tidak melebihi di tengah semangatnya dari perang macam ini..!!
Eksperimen-eksperimen ini saya isyaratkan di sini walaupun yang wajib atas pergerakan-pergerakan jihad adalah mengkajinya dengan penuh kepekaan, mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalamannya, melewati kekeliruan-kekeliruannya serta tidak mengulanginya kembali…Dan ini bukanlah materi renungan ini, akan tetapi materinya adalah dorongan terhadap mujahidin untuk mengarah pada qital tamkin dan mefokuskan terhadapnya, menjaga buah-buahnya serta menangani pemetikannya…dan pengingatan bahwa jihad dan upaya keras mereka di myoritas belahan bumi hari ini adalah berserakan pada operasi-operasi yang tidak keluar dari qital nikayah, meskipun pada sebagian kondisi kadang memiliki bentuk upaya untuk tamkin atau tahrir akan tetapi di akhir perjalanan ia tidak keluar dari qital nikayah dengan sebab ketidakmatangan mereka atau ketidakmampuannya untuk memetik hasil atau karena penyimpangan mereka dan sikap serabutannya atau sebab-sebab lainnya yang sudah lalu dan pemegangan orang lain terhadap hal itu.
Dan akhirnya bila telah jelas perbedaan antara dua macam qital tersebut dan engkau mngetahui kebutuhan kaum muslimin terhadap pemfokusan pada qital tamkin serta pentingnya pengarahan kemampuan-kemampuan mereka terhadapnya; maka saya simpulkan apa yang telah lalu dan saya beranjak kepada peringatan-peringatan yang cepat yang berkaitan dengan materi ini.
Tidaklah sah umat seluruhnya atau mayoritasnya menyibukkan diri dengan qital nikayah dan menelantarkan qital tamkin atau tahrir, akan tetapi wajib memfokuskan segenap kemampun terhadap suatu tempat dari tempat-tempat di bumi ini. Yang di sana kaum muslimin memiliki suatu macam dari macam-macam kekuatan dan di sana mereka memiliki tokoh-tokoh rujukan atau pimpinan-pimpinan yang memiliki bashirah akan syari’at dan realita yang layak manusia berkumpul di sekelilingnya, dan mereka berupaya untuk mengokohkan kekuasaannya di bumi ini dan mendirikan bagi kaum muslimin suatu Negara yang mereka berlindung di dalamnya dan bertolak darinya.
Termasuk kesalahan mengobarkan semangat dan emosional para pemuda untuk mengarahkan mereka kepada qital nikayah dan mereka bertolak dengan dorongan semangat ke front-front yang diramaikan dan ditabuhi media masa tanpa mengkaji realitanya dan buah hasil yang diharapkan darinya, dan dengan hal itu mereka dipalingkan dari front-front yang bisa jadi tamkin adalah buah hasil yang sebenarnya baginya seandainya ada sokongan-sokongan kekuatan dan anshar.
Termasuk bab pertimbangan maslahat dan pemahamannya serta kewajiban mendahulukan mashlahat yang paling besar terhadap yang paling kecil saat terjadi pertentangan; adalah tidak boleh menghapuskan qital tamkin atau menggugurkannya atau membatalkan buah hasilnya dengan mengedepankan sebagian ‘amal nikayah terhadapnya atau mempertentangkannya atau menyodorkannya kepada bahaya dengan sebabnya, bagi orang yang memiliki rancangan dan program untuk itu, dan ia itu menghargai jihadnya serta energi-energi kaum muslimin, upaya keras mereka, umur para pemuda mereka dan darah-darahnya.
Nabi saw tidak membunuh banyak kaum munafikin yang menampakkan beberapa gangguan di Madinah, sedangkan membunuh mereka itu tidak di ragukan lagi adalah termasuk nikayah pada musuh-musuh Allah yang terpuji, sebagaimana beliau mengakui yahudi di Madinah padahal mereka itu sangat busuk dan banyak menyakiti, dan itu sebelum penguasaan penuh di bumi dan sebelum kesempurnaan tamkin padahal mereka itu bukan kafir dzimmiy yang hina, beliau tidak membunuh mereka dan menangguhkan mereka itu demi menjaga tamkin yang sudah dirintis dari awal. Dan di dalamnya terkandung fiqh (pemahaman) yang wajib diperhatikan kandungannya. Kemudian tatkala Allah telah mengokohkan kaum muslimin di Badr maka beliau mulai melakukan operasi nikayah pada kaum yahudi, akan tetapi beliau tidak memperluas dalam hal itu, namun hanya cukup membunuh orang yang menyakitinya dari kalangan yang tidak menimbulkan kerusakan terhadap kaum muslimin dan negeri mereka saat membunuhnya, sampai terealisasi baginya keleluasaan di muka bumi dan timbangan telah berubah, maka Allah ta’ala menurunkan kepadanya firman-Nya: “Jihadilah orang-orang kafir dan munafiqin, serta bersikap keraslah terhadap mereka,”…dan ayat-ayat lainnya.
Dan sejenis itu pula perintah beliau kepada Hudzaifah tatkala mengutusnya untuk mencari tahu berita tentang ahzab (pasukan-pasukan yang bersekutu) saat mereka mengepung Madinah “ agar ia tidak melakukan sesuatu di tengah mereka “ dan dalam riwayat muslim “ Jangan membuat mereka geram terhadap saya “ dan keengganan Huzaifah dari membunuh Abu Sufyan pimpinan pasukan, padahal pembunuhannya tergolong nikayah terbesar pada musuh-musuh Allah, maka ia meninggalkannya padahal membunuhnya itu amat sangat mudah, sebagai pengamalan dengan wasiat Nabi saw agar ia tidak memancing kegeraman mereka terhadap kaum muslimin, maka di dalamnya terkandung sikap meninggalkan qital Nikayah demi menghindarkan mafshadah yang bisa dimunculkan hal itu terhadap kaum muslimin dan negeri mereka sebelum kesempurnaan tamkin dan keleluasaan mereka di muka bumi.
Maka dalam tuntutan ini dan itu terdapat sikap pengedepanan mashlahat yang lebih utama bagi kaum muslimin dan mashlahat penghindaraan mafshadah yang besar dari mereka dan dari tamkin mereka terhadap qital nikayah…
Bahkan sesungguhnya pengorbanan-pengorbanan yang dikerahkan dalam qital nikayah tidak seyogyanya sebanding dengan yang dikerahkan dalam rangka perealisasian tamkin.
Maka saya memahami bila para du’at meninggalkan dakwah dan program-program mereka yang bersifat pendidikan, dakwah, keilmuan dan studiy di Negeri mereka dan mereka mengosongkan tempat dari para du’at dan para pencari ilmu dan mereka menuju untuk bergabung perang di negeri yang diharapkan di dalamnya tamkin atau tahrir…
Adapun mereka meninggalkan dakwahnya atau mereka dicela karena tetap konsisten dengan dakwahnya, dan segenap kemampuan dikerahkan, serta medan dakwah dikosongkan dari aktivis dan ansharuddin demi Qital yang tidak lebih dari sekedar qital nikayah, maka ini sama sekali bukan termasuk pemahaman timbangan mashlahat dan mafshadah yang syar’iy. Sungguh Allah ta’ala berfirman: “Sesungghnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus (Al Isra: 9).
Lebih lurus adalah lebih baik.
Dan Dia swt berfirman: “Ikutlah sebaik-baik apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Az Zumar: 55).
Ini adalah perintah terhadap hamba-hamba-Nya untuk mengikuti amalan yang paling lurus yang paling baik manfa’atnya bagi dien dan dunia mereka…“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranny,” (Az Zumar: 18).
Dan begitu juga tidak sah para pemuda dikompori untuk meninggalkan dakwah mereka dan mereka dicela dengan sebab tetap berdakwah, dan mereka disuruh keluar berperang semuanya serta mereka digusur ke dalam peperangan yang rugi dengan klaim membantu sebagian orang yang tidak memiliki kesabaran terhadap dakwah ilallah dari kalangan orang yang tergesa-gesa konfrontasi phisik yang tidak diperhitungkan dengan musuh-musuh Allah, atau sembrono melakukan sebagian kesalahan-kesalahan keamanan sehingga ia diusir oleh pihak pemerintah, atau amalan lain apa saja yang tidak keluar hakikatnya dari qital nikayah selagi para pemuda itu telah memilih program dakwah yang terencana rapih, maka amal-amal semacam itu tidak sah dibenturkan dengan program-program dakwah yang shahih yang berada di atas jalan tauhid, apalagi kalau ia menjadi sebab penelantaran atau penghancurannya, berbeda halnya dengan qital tamkin maka ia memiliki perhitungan-perhitungan yang berbeda.
Di dalam qital nikayah kadang bisa tasahul (mengenteng-enteng) dalam banyak hal yang tidak boleh tasahul dengannya dalam qital tamkin, terutama dalam hal memilih pimpinan yang berperang dengannya, kadang dalam operasi-operasi nikayah dianggap cukup dengan panglima militer walaupun ia masih kurang dalam ilmu syar’iy dan kadang bisa tasahul dengan sebagian maksiat-maksiatnya atau penyimpangan-penyimpangannya yang tidak sampai pada kekafiran. Adapun dalam qital tamkin maka seyogyanya atas orang-orang yang berakal untuk tidak menyerahkan kendali jihad kecuali kepada pimpinan yang takut kepada Allah yang bertauhid yang mengetahui ilmu syar’iy lagi peka terhadap realita serta ia layak untuk berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan dan untuk memetik buah jihad mujahidin, agar tidak berulang kembali keterpurukan kaum muslimin di sana di sini.
Ini adalah hal yang tidak boleh tafrith terhadapnya selagi pilihan ada di tangan mujahidin dan kesempatannya luas. Adapun bila kondisinya sempit maka kebolehan qital bersama amir yang fajir untuk menghadang orang kafir adalah disyari’atkan sebgai bentuk penolakan mafshadah atau keburukan terbesar dengan menanggung yang paling ringan. Kemudian bila setelah itu memiliki kemungkinan untuk mencopot yang fajir itu dan mengangkat yang yang baik maka itu wajib.
Namun hati-hati kemudian hati-hati dari menganggap pilihan demokrasi sebagai system untuk pemerintahan atau loyalitas kepada para thoghut timur dan barat sebagai manhaj atau mengemis-ngemis terhadap pengakuan dunia internasional yang kafir serta ikut serta dengan lembaga-lembaganya; saya katakan hati-hati dari menganggap hal itu dan yang serupa dengannya berupa kekafiran sebagai kefajiran saja, karena itu bisa menyebabkan timbangan rusak dan gambaran menyimpang serta perhitungan ngawur.
Ini adalah sebagian hal-hal yang ingin saya ingatkan dalam renungan ini …dan maksud saya sama sekali bukanlah meremehkan keberadaan qital nikayah yang dibatasi dengan batasan-batasan syar’iy yang mempertimbangkan mashlahat kaum muslimin yang terpenting kemudian yang berikutnya, yang peka dan menampakkan jihad islamiy dengan gambarannya yang indah, sebagaimana maksud saya sama sekali bukanlah mencela mujahidin di jalan Allah, karena setiap orang yang megetahui surat-surat saya dan ia mengikuti apa yang saya tulis, akan mengetahui pembelaan saya buat jihad dan mujahidin secara umum, bahkan dukungan saya terhadap serangan Newyork dan Washington serta para pahlawannya padahal serangan itu tidak keluar dari macam ini sebagaimana yang telah lalu kami utarakan. Dan saya berlindung kepada Allah dari sikap mecela para mujahidin manapun yang telah menjual jiwa dan ruhnya kepada Allah di zaman kehinaan dan kecenderungan (kepada dunia), akan tetapi itu adalah sebagai bentuk keinginan kuat terhadap jihad kaum muslimin, upaya keras mereka dan kemampuan mereka agar diarahkan kepada yang lebih manfa’at, lebih tepat dan lebih baik bagi agama Allah.
Oleh sebab itu saya kembali dan mengakhiri ini dengan mengatakan: sesungguhnya meskipun mayoritas jihad para pemuda umat ini pada hari ini adalah mengarah kepada qital nikayah, dan qital macam ini tidak membuahkan tamkin yang dalam waktu dekat , dan bisa jadi mayoritasnya tidak menghancurkan musuh-muuh Allah dengan penghancuran yang mematikan, bahkan sebagiannya tidak menimpakkan pada mereka dalam banyak kejadian kecuali pukulan kecil saja; akan tetapi bila itu sesuai perencanaan yang jelas dan dalam bingkai pilihan-pilihan yang jeli dan dengan hubungan atau arah pemahaman yang murni bersih yang tidak terkontaminasi atau terkotori; maka sesungguhnya ia memiliki hasil-hasilnya yang banyak dan besar, dan bisa saja bila ia para pelaksananya mendapatkan taufik pada kepekaan yang sebenarnya terhadap realita dan pilihan-pilihan: (Ia) menjadi madhrasah yang terdidik di dalamnya anak-anak kaum muslimin dan keluar darinya orang-orang yang akan memegang kendali qital tamkin dengan izin Allah ta’ala…
Karena sesungguhnya mereka itu tidak akan turun kepada kita dari langit, sebagaimana mereka itu tidak akan datang dari pangkuan jama’ah-jama’ah irja’ serta tidak akan keluar kecuali dari belakang meriam-meriam dan dari lobang parit serta dari rahim jihad kaum muslimin di sana sini.
“Dan di hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang. (Ar Rum: 4-5).
Dikutip dari kitab:
Waqafat Ma'a Tsamaraatil Jihad Bainal Jahli Fisy Syar'i Wal Jahli Bil Waqi' (Merenung Sejenak Atas Hasil-hasil Jihad, Antara Kebodohan Akan Syari'at dan Kebodohan Akan Realita) Renungan ke-12
Karya: Asy Syaikh Al Mujahid Abu Muhammad 'Ashim Al Maqdisiy Fakallahu 'Asrah
Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman Fakallahu 'Asrah
Thursday, June 19, 2008
Perbedaan antara Kekerasan dan Jihad
Arrahmah.Com Research - Baru-baru ini, aku mendengar seorang wanita bernama Rose Hamid, seorang aktivis hak-hak wanita (feminist) yang terkenal, pada suatu Konferensi Islam di sini, di Charlotte, membicarakan tentang apa sebab adanya pertumbuhan kaum Muslimin di Charlotte yang mendukung "kekerasan" di luar negeri.
Ketika dia mengatakan hal tersebut, banyak para ikhwan melihat ke arahku dan tersenyum. Aku juga ikut tersenyum juga. Ini suatu hal yang memalukan bahwa dia menggunakan kata negatif seperti itu untuk saudara-saudaranya yang sedang membela agamanya di luar negeri. Ini merupakan suatu hal yang memalukan bahwa dia menggunakan kata negatif kepada siapa yang oleh Allah lebih disukai di atas semua orang Islam lainnya.
Dan ini merupakan suatu hal yang memalukan bahwa dia tidak berusaha untuk memahami Mujahidin atau bahkan Jihad itu sendiri. Aku memilih namanya sebab seorang perempuan seperti ini perlu diajari suatu pelajaran dengan sedikit lebih kasar daripada kebanyakan perempuan dalam kaitannya dengan perangainya yang gemar gembar-gembor. Pada akhirnya, aku akan selalu menghormatinya tetapi rasa hormatku tidak akan menghentikanku dari mengkoreksinya.
Ada sebuah perbedaan sepenuhnya antara Jihad dan kekerasan.
Jihad adalah berjuang – membunuh dan dibunuh – demi Allah semata, dalam rangka menjadikan Kalimah-Nya tertinggi. Adalah sebuah kewajiban yang ditahbiskan di dalam Al Qur'an (lihat al Baqarah 2:216). Tentu saja, terdapat istilah spiritual – lebih linguistik – kosakata Jihad, tetapi kami tidak menguraikan tentang itu di sini.
Jihad merupakan tujuan mulia yang mana tidaklah bertujuan duniawi. Jihad bukanlah untuk uang, ketamakan, kekuasaan dan seterusnya. Melainkan, itu untuk memperoleh kenikmatan dari Allah Ta'ala dengan tetap berada dalam ketaatan dan ibadah kepada-Nya sebelum, selama dan setelah berjihad.
Lagipula, melalui ketaatan dan ibadah ini, banyak amal ibadah diharapkan akan tercapai seperti menegakkan Syari'ah di muka bumi, menolong kaum Muslimin yang sedang membutuhkan bantuan (baik itu berupa bantuan keuangan, fisik, dukungan rohani dll.), mengajari kaum Muslimin mengenai agama mereka, menambah pengetahuan mengenai Agama dari Ulama-ulama Islam dan para khatib, dan mendakwahkan agama ini kepada rakyat jelata.
Dan ibadah ini berjalan selangkah lebih jauh. Yaitu dengan mengharapkan dan perjuangan hingga mati sebagai seorang syahid sejak tetes darah yang pertama dari pengorbanannya, semua dosa-dosanya diampuni dan pahalanya di akhirat ditetapkan sedemikian rupa sehingga semua emas di dunia tak akan ada yang mampu untuk menyetarainya (yaitu, kesenangan dan kehormatan yang akan diperoleh oleh orang yang mendapatkannya).
Namun juga, ibadah ini berjalan selangkah lebih jauh. Yaitu untuk memiliki taqwa kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan menahan diri dari kejahatan lisan, tangan dan alat kelamin serta membenci hanya karena Allah, hal-hal yang dibenci Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Qur'an dan Sunnah.
Ini juga untuk memperkuat ikatan persaudaraan, dan mempercayai serta mencintai demi Allah hal-hal yang dicintai Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Qur'an dan Sunnah. Dan ini juga untuk mengikuti Rasulullah, sallallahu 'alaihi wassallam, sebaik mungkin dengan belajar dan menirukan Sunnahnya semaksimal mungkin dengan keikhlasan dari niat yang tulus. Dan ketaqwaan ini akan berangsur semakin dalam dan semakin dalam jika kamu mau merenungkan akan hal ini.
Dan di atas semua ini adalah bahwa mereka yang beriman – dalam hal ini, Mujahid – bekerja keras dengan mengerahkan segenap kemampuannya semaksimal mungkin demi mencapai tingkatan taqwa tertinggi yang telah diraih oleh para sahabat. Mujahid ada dalam keadaan senantiasa cemas tentang apakah Allah akan menerima amal perbuatannya dan pada waktu yang sama dia juga mempunyai harapan kepada Allah. Oleh sebab itu dia bekerja keras sebaik yang ia mampu untuk hidup dan mati demi ridho Allah.
Semua ini dan lebih banyak lagi, ditemukan dalam tujuan berjihad atau berjuang demi kepentingan Allah.
Sebagaimana kamu dapat lihat, Jihad tidak bisa jatuh di bawah kategori "kekerasan" ini. Secara sederhana, dikarenakan Jihad merupakan suatu kategori dengan sendirinya. Jihad terlalu suci untuk dicap sebagai "kekerasan".
Kata negatif kekerasan dapat dihubungkan dengan tiap-tiap perjuangan yang memerlukan peperangan kecuali Jihad. Tujuan orang-orang yang tidak beriman adalah tidak sebanding dengan tujuan-tujuan mulia orang-orang yang beriman; dan ini bahkan berlaku bagi para pengikut perang salib sepanjang waktu kekuasaan Salahudeen al Ayyubi, rahimahullah. Orang-orang yang tidak beriman berperang memperebutkan kekayaan, minyak, status, kekuasaan, uang, ketamakan, nafsu dan lain lain.
Cita-cita tertinggi yang bisa mereka dapatkan adalah ketika mereka membela bangsanya dari invasi asing, tetapi bahkan hal ini dilakukan atas nama nasionalisme. Dalam Islaam, nasionalisme tidaklah hanya terlarang, tetapi hal itu dilambangkan sebagai bentuk kesangsian (ketidakberimanan, pent), dengan berperang dan mati karena sebab kebangsaan sebagai lawan dari sebab keagamaan.
Allah tidak menerima usaha-usaha dari kebangsaan kaum Muslimin karena Dia hanya menetapkan dan mengizinkan satu bentuk peperangan: Jihad untuk kepentingan Allah, demi membuat Firman-Nya menjadi yang tertinggi dan menjadikan kata orang-orang yang tidak beriman menjadi yang paling rendah.
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah (yaitu, Syirik) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. (QS Al Anfal 8:39)
Rasulullah, sallallahu 'alayhi wassallam, bersabda,
"...siapapun yang berjuang di bawah panji-panji emosi, menjadi marah karena sikap berat sebelah ('asabiyah), menyeru ke arah 'asabiyah, atau mendukungnya dan kemudian meninggal, maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah." [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sahihnya (6/21), dari Abu Hurairah]
Oleh karena itu, dengan menyamakan Jihad dengan kekerasan, hal itu merupakan suatu ketidakadilan yang luar biasa dan suatu penghinaan terhadap amal ibadah terbesar dalam agama Islam. Dengan menghinakan Jihad dengan cara apapun, hal itu juga akan menghinakan Allah Ta'aalaa.
Akhirnya, kamu mungkin setuju dengan hal ini tetapi masih menyebut Jihaad di seluruh dunia pada hari ini dengan sebutan "kekerasan". Dan ini disebabkan oleh apa yang kamu lihat di media sebagai lawan dari dilakukannya penelitian jujur dan menemukan apa yang sedang dikatakan dan dilakukan oleh Mujahidin sendiri (dari sumber mereka).
Media tidak hanya memiliki sebuah agenda melawan kaum Muslimin di sini di Barat, tetapi mereka bahkan memiliki agenda yang lebih besar melawan Mujahidin yang sedang berjuang demi Allah: yaitu dengan memudarkan citra mereka sedemikian rupa, hingga kaum Muslim tidak mendukung mereka dalam bentuk apapun.
Ar Rahmah Media Network
http://www.arrahmah.com
The State of islamic Media
Ketika dia mengatakan hal tersebut, banyak para ikhwan melihat ke arahku dan tersenyum. Aku juga ikut tersenyum juga. Ini suatu hal yang memalukan bahwa dia menggunakan kata negatif seperti itu untuk saudara-saudaranya yang sedang membela agamanya di luar negeri. Ini merupakan suatu hal yang memalukan bahwa dia menggunakan kata negatif kepada siapa yang oleh Allah lebih disukai di atas semua orang Islam lainnya.
Dan ini merupakan suatu hal yang memalukan bahwa dia tidak berusaha untuk memahami Mujahidin atau bahkan Jihad itu sendiri. Aku memilih namanya sebab seorang perempuan seperti ini perlu diajari suatu pelajaran dengan sedikit lebih kasar daripada kebanyakan perempuan dalam kaitannya dengan perangainya yang gemar gembar-gembor. Pada akhirnya, aku akan selalu menghormatinya tetapi rasa hormatku tidak akan menghentikanku dari mengkoreksinya.
Ada sebuah perbedaan sepenuhnya antara Jihad dan kekerasan.
Jihad adalah berjuang – membunuh dan dibunuh – demi Allah semata, dalam rangka menjadikan Kalimah-Nya tertinggi. Adalah sebuah kewajiban yang ditahbiskan di dalam Al Qur'an (lihat al Baqarah 2:216). Tentu saja, terdapat istilah spiritual – lebih linguistik – kosakata Jihad, tetapi kami tidak menguraikan tentang itu di sini.
Jihad merupakan tujuan mulia yang mana tidaklah bertujuan duniawi. Jihad bukanlah untuk uang, ketamakan, kekuasaan dan seterusnya. Melainkan, itu untuk memperoleh kenikmatan dari Allah Ta'ala dengan tetap berada dalam ketaatan dan ibadah kepada-Nya sebelum, selama dan setelah berjihad.
Lagipula, melalui ketaatan dan ibadah ini, banyak amal ibadah diharapkan akan tercapai seperti menegakkan Syari'ah di muka bumi, menolong kaum Muslimin yang sedang membutuhkan bantuan (baik itu berupa bantuan keuangan, fisik, dukungan rohani dll.), mengajari kaum Muslimin mengenai agama mereka, menambah pengetahuan mengenai Agama dari Ulama-ulama Islam dan para khatib, dan mendakwahkan agama ini kepada rakyat jelata.
Dan ibadah ini berjalan selangkah lebih jauh. Yaitu dengan mengharapkan dan perjuangan hingga mati sebagai seorang syahid sejak tetes darah yang pertama dari pengorbanannya, semua dosa-dosanya diampuni dan pahalanya di akhirat ditetapkan sedemikian rupa sehingga semua emas di dunia tak akan ada yang mampu untuk menyetarainya (yaitu, kesenangan dan kehormatan yang akan diperoleh oleh orang yang mendapatkannya).
Namun juga, ibadah ini berjalan selangkah lebih jauh. Yaitu untuk memiliki taqwa kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan menahan diri dari kejahatan lisan, tangan dan alat kelamin serta membenci hanya karena Allah, hal-hal yang dibenci Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Qur'an dan Sunnah.
Ini juga untuk memperkuat ikatan persaudaraan, dan mempercayai serta mencintai demi Allah hal-hal yang dicintai Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Qur'an dan Sunnah. Dan ini juga untuk mengikuti Rasulullah, sallallahu 'alaihi wassallam, sebaik mungkin dengan belajar dan menirukan Sunnahnya semaksimal mungkin dengan keikhlasan dari niat yang tulus. Dan ketaqwaan ini akan berangsur semakin dalam dan semakin dalam jika kamu mau merenungkan akan hal ini.
Dan di atas semua ini adalah bahwa mereka yang beriman – dalam hal ini, Mujahid – bekerja keras dengan mengerahkan segenap kemampuannya semaksimal mungkin demi mencapai tingkatan taqwa tertinggi yang telah diraih oleh para sahabat. Mujahid ada dalam keadaan senantiasa cemas tentang apakah Allah akan menerima amal perbuatannya dan pada waktu yang sama dia juga mempunyai harapan kepada Allah. Oleh sebab itu dia bekerja keras sebaik yang ia mampu untuk hidup dan mati demi ridho Allah.
Semua ini dan lebih banyak lagi, ditemukan dalam tujuan berjihad atau berjuang demi kepentingan Allah.
Sebagaimana kamu dapat lihat, Jihad tidak bisa jatuh di bawah kategori "kekerasan" ini. Secara sederhana, dikarenakan Jihad merupakan suatu kategori dengan sendirinya. Jihad terlalu suci untuk dicap sebagai "kekerasan".
Kata negatif kekerasan dapat dihubungkan dengan tiap-tiap perjuangan yang memerlukan peperangan kecuali Jihad. Tujuan orang-orang yang tidak beriman adalah tidak sebanding dengan tujuan-tujuan mulia orang-orang yang beriman; dan ini bahkan berlaku bagi para pengikut perang salib sepanjang waktu kekuasaan Salahudeen al Ayyubi, rahimahullah. Orang-orang yang tidak beriman berperang memperebutkan kekayaan, minyak, status, kekuasaan, uang, ketamakan, nafsu dan lain lain.
Cita-cita tertinggi yang bisa mereka dapatkan adalah ketika mereka membela bangsanya dari invasi asing, tetapi bahkan hal ini dilakukan atas nama nasionalisme. Dalam Islaam, nasionalisme tidaklah hanya terlarang, tetapi hal itu dilambangkan sebagai bentuk kesangsian (ketidakberimanan, pent), dengan berperang dan mati karena sebab kebangsaan sebagai lawan dari sebab keagamaan.
Allah tidak menerima usaha-usaha dari kebangsaan kaum Muslimin karena Dia hanya menetapkan dan mengizinkan satu bentuk peperangan: Jihad untuk kepentingan Allah, demi membuat Firman-Nya menjadi yang tertinggi dan menjadikan kata orang-orang yang tidak beriman menjadi yang paling rendah.
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah (yaitu, Syirik) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. (QS Al Anfal 8:39)
Rasulullah, sallallahu 'alayhi wassallam, bersabda,
"...siapapun yang berjuang di bawah panji-panji emosi, menjadi marah karena sikap berat sebelah ('asabiyah), menyeru ke arah 'asabiyah, atau mendukungnya dan kemudian meninggal, maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah." [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sahihnya (6/21), dari Abu Hurairah]
Oleh karena itu, dengan menyamakan Jihad dengan kekerasan, hal itu merupakan suatu ketidakadilan yang luar biasa dan suatu penghinaan terhadap amal ibadah terbesar dalam agama Islam. Dengan menghinakan Jihad dengan cara apapun, hal itu juga akan menghinakan Allah Ta'aalaa.
Akhirnya, kamu mungkin setuju dengan hal ini tetapi masih menyebut Jihaad di seluruh dunia pada hari ini dengan sebutan "kekerasan". Dan ini disebabkan oleh apa yang kamu lihat di media sebagai lawan dari dilakukannya penelitian jujur dan menemukan apa yang sedang dikatakan dan dilakukan oleh Mujahidin sendiri (dari sumber mereka).
Media tidak hanya memiliki sebuah agenda melawan kaum Muslimin di sini di Barat, tetapi mereka bahkan memiliki agenda yang lebih besar melawan Mujahidin yang sedang berjuang demi Allah: yaitu dengan memudarkan citra mereka sedemikian rupa, hingga kaum Muslim tidak mendukung mereka dalam bentuk apapun.
Ar Rahmah Media Network
http://www.arrahmah.com
The State of islamic Media
Sunday, June 08, 2008
FITNAH TERHADAP JIHAD
Bantahan Atas Jihad Melawan Hawa Nafsu
Oleh: Abu Khubaib & Abu Zubair
Diantara kesalahan tentang pemahaman Jihad yang menyebabkan ummat enggan untuk melaksanakannya adalah pemahaman jihad besar (jihad melawan hawa nafsu) dan jihad yang lebih rendah. Seiring dengan keyakinan ini, berjuang melawan hawa nafsunya sendiri dipertimbangkan sebagai jihad yang terbesar, yang menjadikan jihad dengan berperang di medan pertempuran merupakan jihad yang paling rendah. Pemahaman ini didasarkan atas cerita yang disebutkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam bukunya, sejarah Baghdad, dari Yahya Ibnu al ‘Ala’ berkata,
“Kami mendapatkan kabar dari Laith dari ‘Ata’, dari Abu Rabah, dari Jabir mengatakan bahwa, “Sekembalinya Nabi saw dari perang, Beliau mengatakan kepada kami, “Telah datang kepadamu berita yang baik, kamu datang dari jihad yang rendah kepada jihad yang lebih besar yaitu seorang hamba Allah yang berjuang melawan hawa nafsunya.”
Konsepsi ini walaupun secara fakta didasarkan atas sebuah hadits, akan tetapi hadits ini dapat disangkal dari beberapa aspek, yang akan kami sebutkan berikut ini.
Pertama:
Hadits ini tidak bisa digunakan untuk sebuah hujjah, karena al-Baihaqi berkata berkaitan dengan ini, “mata rantai dari periwayatannya adalah lemah (dha’if).” As-Suyuti juga berpendapat bahwa aspek hukumnya lemah, hal ini beliau utarakan dalam bukunya, Jami’ As-Shaghir.
Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa hadits dha’if bisa diterima dalam persoalan keutamaan amal. Pendapat ini tidak bisa diterima, karena kami tidak percaya bahwa jihad bisa digunakan untuk keutamaan amal. Jika hal itu memang benar, bagaimana mungkin Rasulullah saw. bersabda bahwa, “Diamnya ummat ini adalah penghianatan terhadap jihad”
Selanjutnya, siapapun yang mengikuti Yahya Ibn al-‘Ala’, sebagai seorang perowi hadits maka akan menemukan dalam biografinya sesuatu yang akan menyebabkannya meninggalkan hadits tersebut.. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata (berpendapat) tentangnya dalam At-Taqrib, “Dia tertuduh sebagai pemalsu hadits”. Adz-Dzahabi berkata dalam Al-Mizan, “ Abu Hatim berkata bahwa dia bukanlah seorang perowi yang kuat, Ibnu Mu’in menggolongkannya sebagai perawi yang lemah. Ad-Daruqutni berkata bahwa dia telah dihapuskan (dalam daftar perawi) dan Ahmad bin Hanbal berkata “ Dia adalah seorang pembohong dan pemalsu hadits”.
Kedua:
Hadits ini secara tegas dan jelas bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Allah Yang Maha Kuasa berfirman:
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa’,4: 95-96).
Ketiga :
Hadits ini (hadits tentang jihad melawan hawa nafsu) bertentangan dengan hadits-hadits mutawatir yang disampaikan oleh Nabi saw., yang menjelaskan tentang keutamaan jihad. Kami akan menyebutkan beberapa diantaranya.
“Waktu pagi atau sore yang digunakan di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Bukhari dan Muslim)
“Berdiri satu jam dalam perang di jalan Allah lebih baik daripada berdiri dalam shalat selama 60 tahun.” (shahih al-Jami’)
Abu Hurairah ra berkata,
“ Apakah ada diantara kamu yang mampu berdiri dalam shalat tanpa berhenti dan terus melakukannya sepanjang hidupnya?” Orang-orang berkata, “Wahai Abu Hurairah! Siapa yang mampu melakukannya?” Beliau berkata “Demi Allah! Satu harinya seorang mujahid di jalan Allah adalah lebih baik daripada itu.”
Pernyataan dari orang yang mengatakan bahwa “Berjuang melawan dirinya sendiri adalah jihad yang terbesar karena tiap individu mendapatkan ujian siang dan malam”, dapat disangkal dengan hadits berikut:
Dari Rasyid, dari Sa’ad r.a., dari seorang sahabat, seorang laki-laki bertanya, “ Ya Rasulallah! Kenapa semua orang-orang yang beriman mendapatkan siksa kubur kecuali orang-orang yang syahid?” Beliau saw. menjawab: “Pertarungan dari pedang di atas kepalanya telah cukup sebagai siksaan (ujian) atasnya.” (Shahih Jami’)
Keempat :
Kesalahpahaman dan fitnah ini termasuk dalam bentuk ketidak adilan dan salah dalam menempatkan status para mujahid.
Allah ta’ala telah memerintahkan kita untuk menegakkan keadilan sebagaimana dalam firman-Nya,
“Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al Maidah, 5: 8).
Apakah adil, kita mengatakan perang yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di medan perang adalah jihad yang paling rendah? Ketika dalam hitungan menit saja tubuh-tubuh mereka meledak, berpencarlah kaki-kaki mereka, tubuh-tubuh mereka melayang (mengambang) di air, darah berceceran dimana-mana, sampai-sampai jenazah-jenazah mereka tidak bisa dikuburkan (karena telah hancur).
Itu semua mereka lakukan untuk mendapatkan keridhoan-Nya. Dimana letak kerendahan dari jihad yang dilakukan oleh pemuda-pemuda tadi jika dibandingkan dengan aktivitas puasa kita, yang berbuka dengan makanan lezat, lalu bagaimana mungkin aktivitas puasa itu dinilai sebagai jihad yang paling besar? Demi Allah! Ini adalah pemberian nilai yang tidak sesuai, jika anda menyampaikan permasalahan ini sebelumnya pada generasi pertama (Islam) maka mereka tidak akan pernah menyampaikan pandangan hukum berbeda.
Kelima:
Dr.Muhammad Amin, seorang penduduk Mesir berkata dalam kitabnya, bagian dari dakwah Islam adalah jihad dengan dirinya sendiri, adapun jihad dengan harta tidak menunjukkan atas penegakkan seruan atas kebenaran dan berpendirian di atas kebenaran, menyeru kepada kebenaran dan melarang kemunkaran serta memberikan kontribusi hidup dan hartanya di jalan Allah merupakan jihad yang kurang sempurna. Ini adalah ungkapan yang aneh!!!
Tatkala kita ditimpa ujian yang sangat berat dimana kaki ikut terguncang dan hati selalu was-was akan ancaman, bisakah itu disebut jihad yang rendah? Ketika kita merasakan keadaan aman dan nyaman di rumah, berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, bisakah ini disebut dengan tingkatan jihad yang tertinggi ! Keadaan ini seperti ungkapan seseorang yang gembira dalam keadaan duduk membelakangi perintah Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya. Seperti orang yang mendapati kesenangan dan kenyamanan dalam hidupnya padahal realitanya mereka hanya menipu jiwa mereka sendiri yang lemah karena nilai-nilai kebenaran amal seluruhnya mereka tentang.
Di akhir tulisan ini, kami kutipkan beberapa kalimat yang telah dikirim oleh seorang mujahid Abdullah bin Al-Mubaraq dari tanah jihad kepada temannya Al-Fudail bin Iyyad, orang yang menasihati para penguasa dan membuatnya menangis, beliau tidak meminta bayaran akan tetapi murni muncul dari keikhlasan.
يَاعَابِدَ الْحَرَمَيْنِ لَوْ أَبْصَرْتَنَا
لَعَلِمْتَ أَنَكَ بِالعِبَادَةِ تَلْعَبُ
مَنْ كَانَ يَخْضَبُ خَدُهُ بِدُمُوْعِهِ
فَنُحُوْرُنَا بِدِمَائِنَا تَتَخَضَبُ
“ Wahai orang yang beribadah di Masjid Haromain, seandainya engkau melihat kami tentu engkau tahu bahwa engkau dalam beribadah itu hanya main-main saja, kalau orang pipinya berlinang air mata, maka, leher kami dilumuri darah “
Pertimbangan Jihad
Sebagian orang mungkin heran ketika mereka mendengar orang yang menggambarkan jihad (di medan perang) adalah jihad yang terendah atau orang yang menganggap berperang di jalan Allah merupakan aktivitas yang kecil dibandingkan dengan perbuatan yang lain. Jika kita menelusuri kehidupan orang-orang tersebut, melihat sejarah mereka dan mempelajari alasan-alasan mereka atas penolakan persoalan ini, maka akan kita temukan bahwa penjelasan atas pendirian mereka adalah sangat sederhana. Orang-orang tersebut meremehkan jihad dan memberikan prioritas kepada studi di Universitas, menulis di majalah-majalah dan berpidato di konferensi-konferensi untuk mengakhiri perang dan mengakhiri aksi syahid. Dengan melihat kehidupan mereka, maka akan ditemukan sebuah ancaman terhadap kesatuan ummat, karena ummat ini akan digiring pada pandangan mereka.
Ummat akan merasa bahwa dirinya lemah dan menahan diri dari aktivitas jihad (mereka hanya menerima teori dan konsepnya saja) akan tetapi tidak berpartisipasi dalam jihad. Tidak ada keinginan atas dirinya untuk bersama-sama dengan orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah (Syahid), mereka juga menganggap tidak memiliki keuntungan untuk bergabung dengan camp-camp mujahid. Sebuah camp yang serba sederhana, jauh dari kemewahan dan kekurangan akan bahan pokok, yang akan menjadikan mereka merasakan perbedaannya antara kehidupan di camp tersebut dengan kehidupan yang dijalaninya di universitas yang penuh dengan makanan-makanan, hiburan dan ruangan kelas yang berAC.
Bagaimana mungkin orang-orang tersebut dapat menerima kebenaran nilai dari jihad ketika mereka tidak berpartisipasi dalam dunia perang, tidak juga masuk ke dalam arena kerusuhan dalam perang?
Jika seorang terjun ke dalam sebuah pertempuran maka cukup untuk membenarkan atas semua kesalahpahamannya. Seorang mujahid, hanya dalam hitungan beberapa jam saja dapat melihat segala sesuatu yang menakutkan yang akan menyebabkan rambut anak-anak pun menjadi beruban. Bom-bom yang meledak akan membersihkan jiwa-jiwa saudara-saudara kita yang kita cintai yang ikut andil dalam perjuangan dan jihad. Mereka akan melihat bagaimana situasi dari orang-orang ketika roket-roket meledak di atas kulit kepala mereka atau di bawah kaki mereka? Bagaimana situasi ketika mereka melihat dengan mata kepala sendiri anggota tubuh seperti lengan, kaki dan usus hancur berhamburan, anggota tubuh yang sehat menjadi cacat, hilang ingatan atau lumpuh? Inilah alasan pokok atas penolakan orang-orang yang meremehkan jihad.
Dalam beberapa jam atau hari seorang mujahid melihat dengan mata kepalanya sendiri bentuk-bentuk kekerasan, ujian dan kesengsaraan yang dialami tatkala jihad, tidakkah yang lainnya melihat hal ini selama 10 tahun terakhir ini? Akan menjadi sesuatu hal yang mustahil bagi seseorang untuk melaksanakan aktivitas jihad secara fisik kecuali ia dapat berpartisipasi di dalamnya. Oleh karena itu orang yang masih berselisih dengan mujahid dalam persoalan jihad ini atau orang-orang menyeru manusia untuk meninggalkan perang maka sebaiknya bergabung dengan camp jihad walaupun hanya sebagai pembantu atau dia seharusnya berpartisipasi dalam perang walaupun hanya sebagai orang yang masak, lalu setelah itu kita akan melihat pendapat-pendapatnya, apakah masih dia mengatakan bahwa pena sebanding atau sama dengan kalashnikov ?
Wallahu’alam bis showab!
Oleh: Abu Khubaib & Abu Zubair
Diantara kesalahan tentang pemahaman Jihad yang menyebabkan ummat enggan untuk melaksanakannya adalah pemahaman jihad besar (jihad melawan hawa nafsu) dan jihad yang lebih rendah. Seiring dengan keyakinan ini, berjuang melawan hawa nafsunya sendiri dipertimbangkan sebagai jihad yang terbesar, yang menjadikan jihad dengan berperang di medan pertempuran merupakan jihad yang paling rendah. Pemahaman ini didasarkan atas cerita yang disebutkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam bukunya, sejarah Baghdad, dari Yahya Ibnu al ‘Ala’ berkata,
“Kami mendapatkan kabar dari Laith dari ‘Ata’, dari Abu Rabah, dari Jabir mengatakan bahwa, “Sekembalinya Nabi saw dari perang, Beliau mengatakan kepada kami, “Telah datang kepadamu berita yang baik, kamu datang dari jihad yang rendah kepada jihad yang lebih besar yaitu seorang hamba Allah yang berjuang melawan hawa nafsunya.”
Konsepsi ini walaupun secara fakta didasarkan atas sebuah hadits, akan tetapi hadits ini dapat disangkal dari beberapa aspek, yang akan kami sebutkan berikut ini.
Pertama:
Hadits ini tidak bisa digunakan untuk sebuah hujjah, karena al-Baihaqi berkata berkaitan dengan ini, “mata rantai dari periwayatannya adalah lemah (dha’if).” As-Suyuti juga berpendapat bahwa aspek hukumnya lemah, hal ini beliau utarakan dalam bukunya, Jami’ As-Shaghir.
Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa hadits dha’if bisa diterima dalam persoalan keutamaan amal. Pendapat ini tidak bisa diterima, karena kami tidak percaya bahwa jihad bisa digunakan untuk keutamaan amal. Jika hal itu memang benar, bagaimana mungkin Rasulullah saw. bersabda bahwa, “Diamnya ummat ini adalah penghianatan terhadap jihad”
Selanjutnya, siapapun yang mengikuti Yahya Ibn al-‘Ala’, sebagai seorang perowi hadits maka akan menemukan dalam biografinya sesuatu yang akan menyebabkannya meninggalkan hadits tersebut.. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata (berpendapat) tentangnya dalam At-Taqrib, “Dia tertuduh sebagai pemalsu hadits”. Adz-Dzahabi berkata dalam Al-Mizan, “ Abu Hatim berkata bahwa dia bukanlah seorang perowi yang kuat, Ibnu Mu’in menggolongkannya sebagai perawi yang lemah. Ad-Daruqutni berkata bahwa dia telah dihapuskan (dalam daftar perawi) dan Ahmad bin Hanbal berkata “ Dia adalah seorang pembohong dan pemalsu hadits”.
Kedua:
Hadits ini secara tegas dan jelas bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Allah Yang Maha Kuasa berfirman:
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa’,4: 95-96).
Ketiga :
Hadits ini (hadits tentang jihad melawan hawa nafsu) bertentangan dengan hadits-hadits mutawatir yang disampaikan oleh Nabi saw., yang menjelaskan tentang keutamaan jihad. Kami akan menyebutkan beberapa diantaranya.
“Waktu pagi atau sore yang digunakan di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Bukhari dan Muslim)
“Berdiri satu jam dalam perang di jalan Allah lebih baik daripada berdiri dalam shalat selama 60 tahun.” (shahih al-Jami’)
Abu Hurairah ra berkata,
“ Apakah ada diantara kamu yang mampu berdiri dalam shalat tanpa berhenti dan terus melakukannya sepanjang hidupnya?” Orang-orang berkata, “Wahai Abu Hurairah! Siapa yang mampu melakukannya?” Beliau berkata “Demi Allah! Satu harinya seorang mujahid di jalan Allah adalah lebih baik daripada itu.”
Pernyataan dari orang yang mengatakan bahwa “Berjuang melawan dirinya sendiri adalah jihad yang terbesar karena tiap individu mendapatkan ujian siang dan malam”, dapat disangkal dengan hadits berikut:
Dari Rasyid, dari Sa’ad r.a., dari seorang sahabat, seorang laki-laki bertanya, “ Ya Rasulallah! Kenapa semua orang-orang yang beriman mendapatkan siksa kubur kecuali orang-orang yang syahid?” Beliau saw. menjawab: “Pertarungan dari pedang di atas kepalanya telah cukup sebagai siksaan (ujian) atasnya.” (Shahih Jami’)
Keempat :
Kesalahpahaman dan fitnah ini termasuk dalam bentuk ketidak adilan dan salah dalam menempatkan status para mujahid.
Allah ta’ala telah memerintahkan kita untuk menegakkan keadilan sebagaimana dalam firman-Nya,
“Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al Maidah, 5: 8).
Apakah adil, kita mengatakan perang yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di medan perang adalah jihad yang paling rendah? Ketika dalam hitungan menit saja tubuh-tubuh mereka meledak, berpencarlah kaki-kaki mereka, tubuh-tubuh mereka melayang (mengambang) di air, darah berceceran dimana-mana, sampai-sampai jenazah-jenazah mereka tidak bisa dikuburkan (karena telah hancur).
Itu semua mereka lakukan untuk mendapatkan keridhoan-Nya. Dimana letak kerendahan dari jihad yang dilakukan oleh pemuda-pemuda tadi jika dibandingkan dengan aktivitas puasa kita, yang berbuka dengan makanan lezat, lalu bagaimana mungkin aktivitas puasa itu dinilai sebagai jihad yang paling besar? Demi Allah! Ini adalah pemberian nilai yang tidak sesuai, jika anda menyampaikan permasalahan ini sebelumnya pada generasi pertama (Islam) maka mereka tidak akan pernah menyampaikan pandangan hukum berbeda.
Kelima:
Dr.Muhammad Amin, seorang penduduk Mesir berkata dalam kitabnya, bagian dari dakwah Islam adalah jihad dengan dirinya sendiri, adapun jihad dengan harta tidak menunjukkan atas penegakkan seruan atas kebenaran dan berpendirian di atas kebenaran, menyeru kepada kebenaran dan melarang kemunkaran serta memberikan kontribusi hidup dan hartanya di jalan Allah merupakan jihad yang kurang sempurna. Ini adalah ungkapan yang aneh!!!
Tatkala kita ditimpa ujian yang sangat berat dimana kaki ikut terguncang dan hati selalu was-was akan ancaman, bisakah itu disebut jihad yang rendah? Ketika kita merasakan keadaan aman dan nyaman di rumah, berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, bisakah ini disebut dengan tingkatan jihad yang tertinggi ! Keadaan ini seperti ungkapan seseorang yang gembira dalam keadaan duduk membelakangi perintah Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya. Seperti orang yang mendapati kesenangan dan kenyamanan dalam hidupnya padahal realitanya mereka hanya menipu jiwa mereka sendiri yang lemah karena nilai-nilai kebenaran amal seluruhnya mereka tentang.
Di akhir tulisan ini, kami kutipkan beberapa kalimat yang telah dikirim oleh seorang mujahid Abdullah bin Al-Mubaraq dari tanah jihad kepada temannya Al-Fudail bin Iyyad, orang yang menasihati para penguasa dan membuatnya menangis, beliau tidak meminta bayaran akan tetapi murni muncul dari keikhlasan.
يَاعَابِدَ الْحَرَمَيْنِ لَوْ أَبْصَرْتَنَا
لَعَلِمْتَ أَنَكَ بِالعِبَادَةِ تَلْعَبُ
مَنْ كَانَ يَخْضَبُ خَدُهُ بِدُمُوْعِهِ
فَنُحُوْرُنَا بِدِمَائِنَا تَتَخَضَبُ
“ Wahai orang yang beribadah di Masjid Haromain, seandainya engkau melihat kami tentu engkau tahu bahwa engkau dalam beribadah itu hanya main-main saja, kalau orang pipinya berlinang air mata, maka, leher kami dilumuri darah “
Pertimbangan Jihad
Sebagian orang mungkin heran ketika mereka mendengar orang yang menggambarkan jihad (di medan perang) adalah jihad yang terendah atau orang yang menganggap berperang di jalan Allah merupakan aktivitas yang kecil dibandingkan dengan perbuatan yang lain. Jika kita menelusuri kehidupan orang-orang tersebut, melihat sejarah mereka dan mempelajari alasan-alasan mereka atas penolakan persoalan ini, maka akan kita temukan bahwa penjelasan atas pendirian mereka adalah sangat sederhana. Orang-orang tersebut meremehkan jihad dan memberikan prioritas kepada studi di Universitas, menulis di majalah-majalah dan berpidato di konferensi-konferensi untuk mengakhiri perang dan mengakhiri aksi syahid. Dengan melihat kehidupan mereka, maka akan ditemukan sebuah ancaman terhadap kesatuan ummat, karena ummat ini akan digiring pada pandangan mereka.
Ummat akan merasa bahwa dirinya lemah dan menahan diri dari aktivitas jihad (mereka hanya menerima teori dan konsepnya saja) akan tetapi tidak berpartisipasi dalam jihad. Tidak ada keinginan atas dirinya untuk bersama-sama dengan orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah (Syahid), mereka juga menganggap tidak memiliki keuntungan untuk bergabung dengan camp-camp mujahid. Sebuah camp yang serba sederhana, jauh dari kemewahan dan kekurangan akan bahan pokok, yang akan menjadikan mereka merasakan perbedaannya antara kehidupan di camp tersebut dengan kehidupan yang dijalaninya di universitas yang penuh dengan makanan-makanan, hiburan dan ruangan kelas yang berAC.
Bagaimana mungkin orang-orang tersebut dapat menerima kebenaran nilai dari jihad ketika mereka tidak berpartisipasi dalam dunia perang, tidak juga masuk ke dalam arena kerusuhan dalam perang?
Jika seorang terjun ke dalam sebuah pertempuran maka cukup untuk membenarkan atas semua kesalahpahamannya. Seorang mujahid, hanya dalam hitungan beberapa jam saja dapat melihat segala sesuatu yang menakutkan yang akan menyebabkan rambut anak-anak pun menjadi beruban. Bom-bom yang meledak akan membersihkan jiwa-jiwa saudara-saudara kita yang kita cintai yang ikut andil dalam perjuangan dan jihad. Mereka akan melihat bagaimana situasi dari orang-orang ketika roket-roket meledak di atas kulit kepala mereka atau di bawah kaki mereka? Bagaimana situasi ketika mereka melihat dengan mata kepala sendiri anggota tubuh seperti lengan, kaki dan usus hancur berhamburan, anggota tubuh yang sehat menjadi cacat, hilang ingatan atau lumpuh? Inilah alasan pokok atas penolakan orang-orang yang meremehkan jihad.
Dalam beberapa jam atau hari seorang mujahid melihat dengan mata kepalanya sendiri bentuk-bentuk kekerasan, ujian dan kesengsaraan yang dialami tatkala jihad, tidakkah yang lainnya melihat hal ini selama 10 tahun terakhir ini? Akan menjadi sesuatu hal yang mustahil bagi seseorang untuk melaksanakan aktivitas jihad secara fisik kecuali ia dapat berpartisipasi di dalamnya. Oleh karena itu orang yang masih berselisih dengan mujahid dalam persoalan jihad ini atau orang-orang menyeru manusia untuk meninggalkan perang maka sebaiknya bergabung dengan camp jihad walaupun hanya sebagai pembantu atau dia seharusnya berpartisipasi dalam perang walaupun hanya sebagai orang yang masak, lalu setelah itu kita akan melihat pendapat-pendapatnya, apakah masih dia mengatakan bahwa pena sebanding atau sama dengan kalashnikov ?
Wallahu’alam bis showab!
Subscribe to:
Posts (Atom)